E-Commerce Moncer, Penjualan Properti Pergudangan Diramal Ikut Naik
Konsultan properti Knight Frank menyatakan pelaku industri sektor tersebut optimistis permintaan properti di sektor industri dan logistik akan tumbuh positif pada 2022. Salah satu pendorong permintaan sektor ini disebabkan meningkatnya kegiatan belanja daring karena pandemi Covid-19.
Senior Research Advisor Knight Frank Syarifah Syaukta mengatakan peningkatan belanja daring membuat bisnis kurir ikut meningkat. Pada akhirnya, kebutuhan akan gudang dalam menopang aktivitas pengantaran produk belanja daring meningkat.
"Sektor e-commerce ini agresif menyerap sektor-sektor logistik di industrial estate," kata Syarifah dalam konferensi pers virtual, Kamis (10/2).
Dari data Knight Frank, lebih dari 50% pelaku industri properti menilai properti di bidang pergudangan dan logistik akan mencetak pertumbuhan tinggi.
Selain pelaku e-commerce, peningkatan belanja daring juga didorong oleh aktivitas peritel modern yang merambah penjualannya ke marketplace.
Sebagai informasi, beberapa peritel modern seperti PT Matahari Putra Prima Tbk dan PT Hero Supermarket Tbk akan fokus mengembangkan platform digitalnya untuk meningkatkan penjualan pada 2022.
Syarifa berujar beberapa pengembang mulai membuka bank tanahnya untuk mengembangkan gudang-gudang baru di bagian timur Jakarta.
Adapun, lanjutnya, jenis gudang yang dikembangkan adalah gudang pintar yang memiliki fitur otomasi.
"Occupier dalamm hal ini di sektor logistik sudah menuju modern logistic warehouse," kata Syarifa.
Seperti diketahui, PT Astra International Tbk, Hongkong Land (HKL), dan Logos SE Asia Pte Ltd membuat perusahaan patungan atau joint venture (JV) di bidang gudang logistik.
JV ini berfokus mengelola gudang logistik modern di Indonesia dengan fokus awal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Menurut Astra, pasar pengiriman dan logistik di Indonesia, termasuk gudang modern, diperkirakan meningkat dari US$ 81,3 miliar (Rp 1.171 triliun) pada 2020 menjadi US$ 138,04 miliar (Rp 1.988 triliun) pada 2026.
Peningkatan investasi tersebut utamanya didorong oleh pertumbuhan e-commerce.
Selain itu, sektor pergudangan modern Indonesia diperkirakan memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh. Ini karena outsourcing logistik di Tanah Air masih dapat dioptimalkan dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara.