Tesla Hentikan Sebagian Besar Produksinya di Shanghai Imbas Lockdown
Tesla Inc menghentikan sebagian besar produksi kendaraan listrik di pabriknya yang ada di Shanghai, Cina. Tesla dikabarkan kesulitan mendapatkan pasokan suku cadang akibat lockdown untuk mencegah penularan Covid-19.
Berdasarkan sumber yang dikutip dari Reuters, pabrik Tesla di Shanghai hanya akan memproduksi kurang dari 200 kendaraan pada Selasa (10/5). Angka itu jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah produksi sebelumnya yang mencapai 1.200 unit per hari.
Pihak berwenang Shanghai telah memberlakukan lockdown sejak enam pekan lalu. Pembatasan itu menyebabkan industri kesulitan untuk mendapatkan pasokan bahan baku.
Hingga saat ini, Tesla belum memberikan tanggapan resmi mengenai informasi tersebut.
Asosiasi Mobil Penumpang Cina memperkirakan penjualan mobil turun 48% sepanjang lockdown Covid-19. Kebijakan lockdown membatasi lalu lintas ke ruang showroom dan juga mengerem pengeluaran masyarakat.
Pemasok utama kawat harness Tesla, Aptiv, menghentikan pengiriman dari pabrik Shanghai setelah dua pekerjanya ditemukan terinfeksi Covid-19.
Pabrik Tesla di Shanghai yang juga dikenal sebagai Gigafactory 3, memproduksi sedan Model 3 dan crossover Model Y untuk pasar Cina dan untuk ekspor. Tesla baru saja membuka kembali produksinya pada 19 April 2022 setelah sebelumnya sempat tutup 22 hari akibat lockdown Covid-19.
Tesla juga berpotensi gagal merealisasikan targetnya untuk memproduksi 2.600 monil per hari mulai 16 Mei 2022 akibat lockdown tersebut.
Tesla mencatatkan pendapatan perusahaan sebesar US$ 53,82 miliar sepanjang 2021. Angka tersebut melesat 71% dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 31,53 miliar.