Rampung 2024, Bendungan Jragung Pasok Air untuk Tiga Daerah di Jateng
PT Brantas Abipraya menyatakan konstruksi Paket III Bendungan Jragung telah mencapai 10,12%. Bendungan yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), tersebut dijadwalkan rampung pada Desember 2024.
Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya Miftakhul Anas mengatakan, Bendungan Jragung akan memasok air baku sebanyak 1 liter per detik (lpd) untuk tiga wilayah, yakni Semarang, Demak, dan Grobogan. Selain itu, bendungan ini dirancang untuk mengairi lahan seluas 4.528 hektar di Semarang.
"Bendungan di Kabupaten Semarang ini mulai dikerjakan pada 2020 dengan masa pelaksanaan 1.529 hari kalender. Bendungan ini dapat memenuhi kebutuhan irigasi pertanian masyarakat Kabupaten Semarang," kata Anas dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (12/5).
Anas mengatakan, Bendungan Jragung dapat mengurangi risiko banjir sebanyak 45% atau 200.000 lpd menjadi 170.000 lpd. Bendungan Jragung pun memiliki potensi menghasilkan energi hingga 1.400 kilowatt dari pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH).
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat,total nilai investasi yang ditelan Bendungan Jragung mencapai Rp 2,3 triliun yang berasal dari kas negara. Konstruksi Bendungan Jragung dibagi menjadi tiga paket.
PT Waskita Karya bertanggung jawab terhadap konstruksi Paket I senilai Rp 806,3 miliar. Sementara itu, kerja sama operasi (KSO) antara PT Wijaya Karya dan PT Basuki Rahmanta Putra mengerjakan Paket II senilai Rp 758 miliar, sedangkan KSO antara PT Brantas Abipraya dan PT Pelita Nusa Perkasa mengerjakan Paket III senilai Rp 735,9 miliar.
Bendungan Jragung didesain memiliki kapasitas tampung air hingga 90 juta meter kubik. Luas genangan Bendungan Jragung ditaksir mencapai 503,1 hektar.
Selain Bendungan Jragung, Anas mengatakan, Brantas Abipraya sedang membangun 15 proyek bendungan lainnya. Beberapa bendungan yang dimaksud Anas merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN), seperti Bendungan Bener, Bendungan Semantok, dan Bendungan Ciawi.
"Tak hanya itu, saat ini Brantas Abipraya juga tengah merampungkan Bendungan Sepaku Semoi di Kalimantan Timur," kata Anas.
Anas mengatakan, Brantas Abipraya juga akan mengerjakan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di atas genangan beberapa bendungan. Brantas Abipraya akan bekerja sama dengan PT Wika Industri untuk membangun PLTS di atas genangan bendungan barang milik negara (BMN).
"Melalui bendungan, kita dapat meningkatkan produktifitas pertanian, memudahkan masyarakat sekitar dalam memperoleh air bersih, dan meningkatkan perekonomian masyarakat," kata Anas.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat, jumlah bendungan di Indonesia mencapai 205 unit hingga 2021 yang tersebar di 16 provinsi. Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan provinsi yang memiliki jumlah bendungan paling banyak mencapai 72 unit. Diikuti jumlah bendungan di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang masing-masing sebanyak 42 unit dan 30 unit.