Bahlil Waspadai Dampak Konflik Cina-Taiwan pada Investasi RI
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, mewaspadai dampak konflik antara Cina dan Taiwan terhadap investasi. Pasalnya, Cina merupakan salah satu negara investor terbesar ke Indonesia.
"Kenapa harus waspasda? Karena salah satu negara yang investasinya besar di Indonesia itu Cina. Taiwan juga," ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Senin (8/8).
Bahli mengatakan, Kementerian Investasi tengah mendalami upaya agar dampak konflik tersebut tidak terlalu dalam terhadap investasi. Namun demikian, dia optimistis bahwa konflik tersebut tidak hanya menimbulkan dampak negatif, namun juga sebaliknya.
"Misalnya saja saat ada konflik Rusia-Ukraina, ada beberapa negara yang memanfaatkan hal itu. Dalam kasus Cina-Taiwan, kita boleh khawatir dan antisipasi, tapi jangan masuk bayang-bayang itu," ujarnya.
Target Investasi
Bahli mengatakan, target investasi Indonesia mencapai Rp 1.200 triliun pada 2022. Saat ini, realisasi target tersebut telah mencapai 48,7% atau hampir Rp 600 triliun.
Bahlil optimistis bahwa targe investasi tahun ini dapat tercapai. Apalagi didukung dengan konsisi makro ekonomi Indonesia yang baik seperti inflasi yang terkendali dan pertumbuhan ekonomi di atas 5%.
Realisasi investasi sepanjang periode April-Juni (Triwulan II) 2022 mencapai Rp 302,2 triliun atau meningkat sebesar 7% dibandingkan dengan periode sebelumnya. Secara kumulatif, data realisasi investasi sepanjang periode Januari-Juni 2022 (Semester I) mencapai Rp 584,6 triliun atau meningkat sebesar 32% dibanding dengan periode yang sama pada 2021 (year on year).
Pada 2021, Cina mencatatkan penurunan investasi terbesar, yakni menyusut 34,73% (yoy) menjadi US$3,16 miliar. Sementara pada semester I 2022, investasi Tiongkok US$3,63 miliar, tumbuh 115,54% (yoy).