Kereta Panoramic Argo Parahyangan Operasi Februari, Tarif Rp 350.000
Kereta Panoramic akan kembali beroperasi pada Februari 2022. Kereta ini rencananya akan dirangkaikan dengan Argo Parahyangan dan Argo Wilis PP.
Kereta Argo Parahyangan memiliki rute Stasiun Gambir, Jakarta-Bandung. Sementara Argo Wilis memiliki rute Bandung-Yogyakarta-Surabaya Gubeng.
Adapun tarif yang diberlakukan yaitu Argo Parahyangan Panoramic sebesar Rp350.000 dan Argo Wilis Panoramic Rp1.120.000. Kereta ini masing-masing akan memiliki kapasitas sebanyak 38 tempat duduk.
Dioperasikan di Sejumlah Negara
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sabtu (28/1), menjajal Kereta Panoramic, sebuah kereta dengan spesifikasi khusus untuk menikmati panorama yang pertama kalinya ada di Indonesia. Budi mengatakan, sejumlah negara telah memiliki layanan Kereta Panoramic diantaranya yaitu Amerika Serikat, Jepang dan Swiss.
“Saat ini kita sudah punya kereta panoramic seperti yang ada di luar negeri. Jadi tidak usah jauh-jauh ke Swiss. Ini suatu inovasi yang baik dari PT KAI,” ujar Budi dalam keterangan pers, Sabtu (28/1).
Kereta Panoramic memiliki jendela dengan ukuran sangat besar di kedua sisinya dan atap kaca memanjang dari depan hingga belakang yang dapat dibuka tutup secara otomatis. “Ini memberikan sensasi yang berbeda karena bisa menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan,” tuturnya.
Dia mengatakan, Kereta Api Panoramic mendapatkan antusiasme yang cukup besar setelah diluncurkan pada Desember 2022. Kereta ini memiliki potensi untuk terus dikembangkan.
“Saya kira jumlah kereta dan rutenya bisa ditambah ke depannya karena minat masyarakat yang tinggi terhadap kereta ini,” kata Menhub.
Tempat Duduk Dikurangi
Kereta Panoramic diuji coba pada 24 Desember 2022, yang dirangkaikan pada perjalanan KA Taksaka Tambahan rute Gambir-Yogyakarta. Selain memiliki jendela yang lebih besar, kereta ini juga memiliki sejumlah fasilitas lainnya seperti kursi yang nyaman, toilet yang luas dan terdapat sensor otomatis, televisi, rak bagasi khusus, makanan, minuman, snack, dan selimut.
Dari masa percobaan operasi tersebut, PT KAI mendapat sejumlah masukan dari pelanggan terkait langkah peningkatan layanan KA tersebut sehingga akhirnya diberhentikan sementara pengoperasiannya.
Salah satu masukan dari pengguna yaitu pengurangan jumlah kursi penumpang di setiap gerbongnya dari sebelumnya 46 seat menjadi 38 seat. Dengan demikian, ssemua penumpang bisa memiliki pengalaman sama dalam menikmati perjalanan
Sementara itu, untuk memastikan aspek keselamatan dari Kereta Panoramic, Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian (DJKA) telah melakukan serangkaian pengujian baik statis maupun dinamis.
Pengujian yang dilakukan diantaranya yaitu pengujian dimensi, ruang batas sarana, berat, pengereman, keretakan, pembebanan, sirkulasi udara, temperatur, kebisingan, intensitas cahaya dan kebocoran. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, dua unit Kereta Panoramic telah dinyatakan lulus pengujian.