Bak Kota Hantu, Proyek Meikarta District 2 Masih Sepi dan Terbengkalai
Bak kota hantu, area district 2 proyek apartemen Meikarta nampak sepi dari aktivitas manusia. Lima kerangka tower apartemen sudah berdiri, namun tidak ada satu pun pekerja yang nampak untuk menyelesaikan pembangunan tersebut.
Berdasarkan pantauan Katadata.co.id pada Senin (20/2), lima bangunan apartemen setengah jadi tersebut kini sudah usang bahkan sebagian berlumut. Begitu juga dengan gedung marketing district 2 yang nampak tidak berpenghuni. Tak nampak aktivitas penjualan di area tersebut.
Lahan kosong juga masih terhampar luas di district ini. Belum nampak fasilitas yang akan dibangun seperti taman atau tempat olah raga.
Kuasa Perkumpulan Komunitas Peduli Konsumen Meikarta atau PKPKM, Rudi Siahaan, mengatakan sebagian besar kliennya membeli apartemen di district 2 dan 3. Sebanyak 130 konsumen yang tergabung dalam PKPKM tersebut getol memperjuangkan haknya dengan melakukan demo ke DPR.
Sebagian konsumen tersebut bahkan sempat dituntut pencemaran nama baik oleh pengembang Meikarta yaitu PT Mahkote Sentosa Utama atau MSU. Namun demikian, PT MSU membatalkan tuntutan tersebut setelah didesak DPR.
Namun hingga saat ini, Distrik 2 dan 3 tersebut masih terbengkalai. Hal itu menyebabkan konsumen belum bisa mendapatkan haknya.
“Sebagian besar korban ditempatkan di Distrik 2 dan 3, tapi kan seperti yang kita tahu pembangunannya masih mangkrak, sehingga korban minta refund. Memang ada sebagian yang ditempatkan di Distrik 1 tapi belum serah terima juga,” ujarnya kepada Katadata.co.id, pada Senin (20/2).
Rudi mengatakan harga apartemen yang dibeli oleh korban konsumen Meikarta pada 2017 tidak jauh berbeda dengan harga tahun ini yakni sekitar Rp 200 juta per unit. Namun pada 2017, konsumen ditawarkan sejumlah promo atau potongan harga sehingga terasa lebih murah.
Pembangunan Distrik 1
Sementara itu, pembangunan apartemen Meikarta di Distrik 1 baru terealisasikan sebanyak 16 tower dari target pembangunan 28 tower. Sebanyak 12 tower di Distrik 1 masih dalam bentuk kerangka konstruksi tanpa dinding bangunan. Terlihat belasan pekerja yang mengecor lantai.
Salah satu Sales Marketing House yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa pembangunan 12 tower yang masih dalam tahap konstruksi ditargetkan dapat rampung dalam 18 bulan kedepan. Saat ini progresnya kurang lebih sekitar 60%.
"Saat ini yang baru rampung ada 16 tower untuk Distrik 1, sisa 12 tower lagi yang masih dalam tahap pembangunan. Kalau yang ready masih ada 3 tower lagi, sisanya sudah habis terjual," ujarnya kepada Katadata.co.id, pada Senin (20/2).
Dia mengatakan, saat ini pembelian apartemen Meikarta pada tower yang sudah ready hanya bisa dibeli melalui pembayaran tunai atau Kredit Pemilikan Apartemen yang ditambah dengan bunga sebesar 11%.
Sedangkan untuk proyek apartemen Meikarta yang masih dalam tahap pembangunan pada Distrik 1 sudah bisa dibeli namun harus menunggu selama 18 bulan kedepan. Akan tetapi harga uang muka lebih murah yakni mulai dari Rp 3 juta, dibandingkan dengan apartemen yang sudah siap dihuni.
Pengembang Meikarta Masih Jual Apartemen
Meskipun banyak tower yang belum rampung dan terbengkalai, PT MSU masih menawarkan unit apartemen baru kepada konsumen. Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, apartemen Meikarta ditawarkan dengan harga mulai dari Rp 279 juta untuk apartemen kelas Superior dengan ukuran 24,35 m².
Sementara untuk unit kelas Deluxe dijual dengan ukuran 28,95 m² dengan harga Rp 333 juta per unit. Apartemen Suite dengan ukuran sebesar 40,75 m² harganya mencapai Rp 467 juta per unit. Semua jenis apartemen tersebut bisa dicicl sebanyak 12 kali.
Sementara itu, CEO PT Mahkota Sentosa Utama Indra Azwar mengatakan bahwa sebanyak 18.000 unit apartemen Meikarta akan diselesaikan secara bertahap hingga 2027. Hingga akhir 2022, jumlah apartemen yang telah diserahterimakan sebanyak 4.800 unit atau 30% dari total 18.000 unit. Sementara target serah terima pada 2023 mencapai 2.200 unit atau 14%.
Target serah terima pada 2024 mencapai 3.400 unit atau 21%. Sementara target serah terima pada 2025 mencapai 3.000 unit atau 21%. Pada 2026 dan 2027 target serah terima mencapai masing-masing 3.100 unit dan 1.997 unit.
