Kepastian Diskon Tarif Tol Lebaran Dua Pekan Lagi, Ini Penjelasan BPJT
Badan Pengatur Jalan Tol atau BPJT tengah menunggu adanya kebijakan diskon tarif tol yang akan diberikan oleh Badan Usaha Jalan Tol atau BUJT. Diskon tarif tol tersebut diperkirakan berlaku sekitar dua pekan menjelang Lebaran 2023.
"Kita lihat nanti, kira-kira dua minggu sebelum Lebaran 2023 ini, apakah ada pemberitahuan dari mereka BUJT untuk memberikan diskon tarif," ujar Kepala BPJT Kementerian PUPR Danang Parikesit di Jakarta, Senin (20/3).
Danang mengatakan, pihak BUJT sejauh ini masih menghitung terkait hal tersebut. Pasalnya, kondisi keuangan BUJT belum pulih sepenuhnya pasca pandemi Covid-19.
Saat ini, BUJT sedang menghitung apakah keuangan perusahaannya mencukupi untuk memberikan diskon. Dia mengatakan, diskon tarif jalan tol biasanya merupakan inisiatif BUJT.
"Tapi, kita juga paham selama pandemi Covid-19, pendapatan mereka menjadi berkurang antara 40-60%, maka kita masih menunggu kebijakan tersebut" ujarnya.
Dengan demikian, pemerintah di satu sisi harus memahami keinginan masyarakat untuk dapat pelayanan lebih melalui diskon tarif tol tersebut, namun disisi lain juga harus mengerti kondisi keuangan BUJT yang belum membaik sepenuhnya. Sehingga, kebijakan tersebut masih dalam tahap perencanaan dan diskusi.
Arus Mudik Lebih Tinggi
Sementara itu, Jasa Marga memprediksi jumlah kendaraan yang akan melintas di empat gerbang tol utama yaitu, Cikupa, Ciawi, Cikampek Utama, dan Kalihurip utama, akan lebih tinggi dibandingkan masa mudik lebaran 2022 lalu.
Jasa Marga memprediksi jumlah kendaraan yang keluar Jabodetabek mencapai 2,2 juta kendaraan atau naik 2,8%. Sementara jumlah kendaraan yang masuk Jabodetabek mencapai 2,3 juta kendaraan atau naik 1,4% dibandingkan masa mudik Lebaran 2022.
"Melihat tingginya prediksi lonjakan kendaraan di jalur Tol ke arah Semarang, Kemenhub akan terus berkoordinasi intensif dengan Korlantas Polri, Kementerian PUPR, Badan Pengelolaan Jalan Tol, Jasa Marga, dan unsur terkait lainnya," ujar Menteri perhubungan Budi Karya Sumadi, Jakarta, Senin (20/3).
Budi mengatakan, hal tersebut tentu dilakukan guna menyiapkan manajemen rekayasa lalu lintas seperti, contra flow, one way, pembatasan angkutan barang dan lain sebagainya.
"Kami bekerja kompak sebagai tim dan tengah menyiapkan berbagai hal, termasuk Surat Keputusan Bersama atau SKB untuk menentukan waktu pelaksanaan rekayasa lalu lintas, yang penerapannya di lapangan akan dilakukan oleh Korlantas Polri," ujarnya.
Kementerian Perhubungan memprediksi bahwa peningkatan arus mudik sudah terjadi sejak H-3 atau Rabu 19 April 2023, dan akan mencapai puncaknya pada H-1 atau Jumat 21 April 2023. Sementara untuk arus balik, puncaknya terjadi pada H+2 atau Selasa 25 April 2023 dan masih akan cukup tinggi hingga H+3 atau Rabu 26 April 2023.
Berdasarkan hasil survei Kementerian Perhubungan melalui Badan Kebijakan Transportasi, jumlah pergerakan masyarakat saat musim mudik Lebaran 2023 diprediksi mencapai 123,8 juta orang. Jumlah ini meningkat 14,2% jika dibandingkan dengan prediksi mudik Lebaran 2022 sebesar 85,5 juta orang.
Tercatat, moda transportasi darat mendominasi pergerakan saat mudik tahun ini. Mayoritas masyarakat diprediksi menggunakan mobil pribadi sebanyak 27,32 juta orang atau 22,07% dari total pergerakan masyarakat pada mudik Lebaran 2023.
Selanjutnya, masyarakat yang menggunakan sepeda motor 25,13 juta orang (20,3%). Lalu, diikuti oleh moda bus 22,77 juta orang (18,39%), kereta api antarkota 14,47 juta orang (11,69%), dan mobil sewa 9,53 juta orang (7,7%).