Basuki: Daya Saing Infrastruktur RI di Bawah Malaysia dan Thailand
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, mengatakan daya saing infrastruktur Indonesia masih di bawah Malaysia dan Thailand. Indonesia perlu mengebut pembangunan infrastruktur agar tidak tersusul oleh Filipina dan Timor Leste.
Menurut World Economic Forum, indeks infrastruktur Indonesia pada 2012 berada di posisi 78. Peringkat tersebut naik menjadi ranking ke 51 pada 2023.
"Cita-cita kita di tingkat global pada level 40. Kalau dilihat daya saing infrastruktur pada kawasan regional, kita Alhamdulillah masih di bawah Malaysia, masih di bawah Thailand," kata Basuki melalui keterangan tertulis, Minggu (6/8).
Basuki mengatakan, kecepatan pembangunan infrastruktur sangat dibutuhkan untuk mengejar ketertinggalan indeks infrastruktur yang menjadi landasan bagi peningkatan perekonomian. Tidak hanya infrastruktur yang dibangun Kementerian PUPR, tetapi juga infrastruktur energi, transportasi, sumber daya air, perumahan serta teknologi informasi dan komunikasi.
Menurut Basuki, infrastruktur yang semakin kompetitif menjadi kunci utama dalam menarik investasi ke Indonesia.
"Jadi kalau investor mau masuk Indonesia yang ditanya pasti kesiapan infrastruktur. Apakah ada transportasinya, ada listriknya, ada telekomunikasinya, ada airnya, ada konektivitasnya," kata Menteri Basuki.
Sederet Infrastruktur yang Dibangun PUPR
Basuki mengatakan, Indonesia saat ini tengah gencar menyiapkan kawasan-kawasan industri yang sudah dilengkapi infrastruktur dasar. Salah satu contohnya adalah Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, di Jawa Tengah.
"Kita siapkan semua infrastrukturnya jalannya dekat tol, airnya, perumahannya untuk pekerja. Investor datang tinggal bawa teknologi dan uang untuk investasi. Jadi model seperti yang kita kembangkan ke depan," lanjut Menteri Basuki.
Kementerian PUPR pada saat ini tengah menyelesaikan pembangunan 61 bendungan. Sebanyak 36 di antaranya telah tuntas hingga guna menjamin ketersediaan air dan ketahanan pangan.
Kementerian PUPR juga telah membangun jalan tol sepanjang 1.298 km pada 2015-2019. Panjang tol bertambah 511 km pada 2020-2022.
"Petani mangga Probolinggo untuk mengirim mangga ke Jakarta, sekarang bisa menghitung kapan bisa sampai ke Jakarta, berapa biayanya yang pasti. Mereka bisa menghitung kapan harus memetik dan masih segar sampai ke toko buah di Jakarta, itu salah satu manfaat Tol Trans Jawa," kata Basuki.
Selanjutnya infrastruktur SPAM sebesar 24.230 liter/detik pada 2015-2019 dan bertambah 4.117 liter/detik pada 2020-2022. Untuk pembangunan perumahan program sejuta rumah telah mencapai 3.800.170 unit pada 2015-2019 dan bertambah 3.050.526 unit sambungan.