Proyek Industri Kaca Asal Cina di Rempang Gusur Perumahan Warga
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengunjungi secara langsung kawasan yang akan menjadi lokasi pembangunan pabrik kaca terintegrasi, hari Minggu siang di Kawasan Rempang, Batam (13/8).
Kunjungan ini merupakan tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo untuk segera melaksanakan pengembangan Kawasan Rempang sejak dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Indonesia dengan Xinyi Group di Chengdu, Tiongkok. Nota kesepahaman tersebut terkait pembangunan industri kaca terintegrasi di Rempang, pada bulan Juli lalu.
'“Kita hanya diberikan waktu dua bulan untuk segera melakukan implementasi investasinya. Ini bukan hal yang mudah. Tapi investasi adalah instrumen untuk dapat menggenjot lapangan pekerjaan dan perekonomian negara kita,” ungkap Bahlil dalam keterangan tertulis yang diterima Redaksi Katadata.co.id, Selasa (15/8).
Relokasi Rumah Warga
Selain meninjau kesiapan Kawasan Rempang, Menteri Investasi juga melakukan konsolidasi dengan masyarakat terdampak di kawasan tersebut. Bahlil memberikan pengertian bahwa proyek pembangunan industri kaca ini harus tetap berjalan, tentunya dengan pemenuhan hak-hak bagi masyarakat terdampak.
Pasalnya proyek tersebut menyebabkan sejumlah tempat tinggal warga harus direlokasi karena wilayah tersebut masuk ke dalam master plan pembangunan industri ini. Dia mengatakan, lokasi relokasi sudah disediakan oleh Badan Pengusahaan Batam.
Bahlil mengatakan, pemerintah juga akan menyediakan sarana dan prasarana yang layak bagi masyarakat seperti jalan menuju ke pantai serta pelabuhan nelayan.
“Tadi saya sudah berdiskusi dengan Pak Gubernur Kepulauan Riau, Pak Walikota Batam, Kepala Badan Pengusahaan Batam, aparat setempat, dan juga perwakilan masyarakat, bahwa untuk makam akan kami pagari, namun tempat tinggal masyarakat akan tetap kami relokasi karena wilayah tersebut masuk ke dalam master plan pembangunan industri ini. ,” ujar Bahlil.
Menurut Bahlil, setiap masyarakat terdampak akan memperoleh hunian tipe 45 di atas tanah seluas 200 m2. Sebagai bentuk dukungan dari pemerintah bagi masyarakat di Kawasan Rempang di masa yang akan mendatang, putra-putri masyarakat terdampak akan diberikan beasiswa sekolah kejuruan yang sesuai.
"Selain itu, bagi putra-putri yang memiliki potensi lebih, pemerintah akan mendorong perusahaan BP Batam untuk memfasilitasi beasiswa hingga ke luar negeri," ujar Bahlil.
Menyikapi hal tersebut, Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad mengapresiasi solusi yang ditawarkan oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM. Ia menyebutkan bahwa sebelumnya, pihaknya belum berani menghadapi masyarakat yang menentang proyek ini karena belum adanya solusi terkait sumber biaya dan tempat relokasi.
Namun kini, pihaknya bisa lebih bernapas lega setelah memperoleh solusi dari Menteri Bahlil. “Kami sangat berterima kasih atas kehadiran Pak Menteri langsung ke Batam dan memberikan solusi pasti kepada masyarakat," ujarnya.
Xinyi Group merupakan Perusahaan asal Tiongkok yang bergerak di bidang pembuatan kaca dan panel surya. Perusahaan ini sebelumnya telah memiliki pabrik kaca terintegrasi terbesar di dunia yang ada di Tiongkok.
Indonesia akan menjadi titik lokasi pabrik Xinyi Group terbesar kedua. Total investasi yang akan digelondorkan dari proyek di Kawasan Rempang ini sekitar USD11,5 Miliar dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 35 ribu orang.