Riset: Rumah Tapak, Properti Paling Dicari Gen Z dan Milenial
Generasi Z dan Milenial lebih suka mencari properti berupa rumah tapak atau rumah tunggal. Hasil Riset dari 99 Group menunjukkan hal ini berdasarkan data pada 2022 hingga semester pertama 2023.
"Sebenarnya Gen Z dan Milenial memiliki pola yang sama," kata Head of Research 99 Group Indonesia Marisa Jaya, dalam seminar Kebijakan Insentif Likuiditas Makropudensial untuk Kredit/Pembiayaan Sektor Perumahan, di Jakarta, Kamis (5/10).
Untuk Gen Z, minat terhadap rumah tapak sebesar 64,4%. Di bawahnya adalah tanah 13,6% dan apartemen 9%. Sedangkan Milenial memiliki minat ke rumah tunggal 64,5%, tanah 14,3%, dan apartemen 9,4%.
Sebagai informasi Gen Z merupakan sebutan untuk orang-orang yang lahir pada rentang 1997 hingga 2012. Generasi ini melek teknologi dan internet. Sedangkan milenial untuk orang-orang yang lahir pada 1981 hingga 1996.
Soal harga, kedua generasi itu memilih rumah dengan harga Rp 1 miliar sampai Rp 3 miliar. Sebanyak 34,2% Gen Z memilih properti seharga Rp 1 miliar sampai Rp 3 miliar. Lalu, 30% memilih harga Rp 400 juta hingga Rp 1 miliar.
Sedangkan Milenial, sebanyak 36,3% memiliki preferensi harga rumah Rp 1 miliar sampai Rp 3 miliar dan 31,7% memilih Rp 400 juta hingga Rp 1 miliar.
Lokasi properti yang menjadi pilihan masih kota-kota besar. Lebih dari 60% respoden dari masing-masing kedua generasi itu memilih Jakarta.
“Untuk referensi luas bangunan, Milenial dan Gen Z sama-sama suka di luas 60 meter sampai 100 meter persegi. Tentunya ini berhubungan dengan harga yang mampu mereka beli,” ujar Marisa.
Ia mengatakan, Gen Z dan Milenial hingga saat ini menjadi pasar yang potensial untuk sektor properti. Hal itu tercermin dari adanya kenaikan pembelian rumah yang signifikan pada semester pertama tahun ini.
Pertumbuhan Penyaluran KPR
Bank Indonesia (BI) mengimplementasikan kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang juga diarahkan untuk mendorong sektor perumahan.
Dalam sektor tersebut, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menjelaskan kinerja Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menunjukkan pertumbuhan yang positif mencapai 10% secara tahunan (yoy) per Agustus 2023.
Angka tersebut naik dibandingkan akhir 2022 yang tercatat sebesar 8,17%. Pangsa pasar terbesar KPR berasal dari rumah tipe menengah atau tipe 21-70. Untuk kontribusi terbesar pertumbuhan berasal dari rumah tipe di atas 70.
KPR merupakan kontributor tertinggi dari angka pertumbuhan tersebut. Angkanya secara tahunan sebesar 17,18% per Agustus 2023, di tengah tren penurunan kredit konsumsi pada generasi lainnya.
Menurut Destry, pertumbuhan KPR antara lain didorong oleh permintaan masyarakat kelompok gen Y dan gen Z. “Peluang sektor perumahan untuk tumbuh ini akan makin besar. Kira mesti melihat perilaku dari anak muda sekarang,” kata Destry.