Tarif Tiket LRT Jabodebek Turun hingga 50% Mulai Hari Ini
PT Kereta Api Indonesia memangkas tarif tiket kereta api ringan atau LRT Jabodebek hingga 50% mulai hari ini, Jumat (1/12). Tarif tiket terjauh pada akhir pekan dan di luar jam sibuk pada hari kerja turun dari sebelumnya Rp 20.000 menjadi Rp 10.000.
Penurunan tarif tiket ini merupakan promo yang digelar LRT berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian No. KP-DJKA 266 Tahun 2023. Dalam ketentuan tersebut, LRT Jabodebek menetapkan rentang waktu sebagai jam sibuk di hari kerja, yakni pada 06.00 WIB sampai 08.59 WIB dan 16.00 WIB sampai 18.59 WIB.
"Kami berharap dengan hadirnya tarif promo baru ini dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat serta dapat melayani dengan lebih baik dan maksimal," kata Manager Public Relations LRT Jabodebek Mahendro Trang Bawono dalam keterangan resmi, Jumat (1/12).
Mahendro mengingatkan, tarif LRT Jabodebek dihitung saat penumpang memasuki stasiun LRT Jabodebek awal. Di samping itu, ketentuan tarif LRT Jabodebek lainnya tidak berubah, yakni Rp 3.000 pada kilometer pertama dan Rp 700 setiap kilometer selanjutnya.
Selain memangkas tarif, Mahendro mengatakan, jumlah perjalanan LRT Jabodebek akan ditambah 25% menjadi 200 perjalan per hari mulai hari ini, Jumat (1/12). Ia berharap langkah itu dapat meningkatkan jumlah penumpang LRT Jabodebek. Ini karena, jarak waktu kedatangan antar kereta atau headway menjadi lebih singkat.
LRT Jabodebek sempat mengalami sejumlah insiden sejak mulai beroperasi pada akhir Agustus 2023, mulai dari roda aus, waktu tunggu yang lama, hingga atap stasiun bocor. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan masalah-masalah yang dihadapi LRT Jabodebek dapat rampung sebelum menutup tahun ini.
"Kami sudah melakukan rapat dua kali dan kami melakukan penilaian tentang apa saja yang harus dilakukan baik sarana maupun prasarana. PT KAI akan meningkatkan itu dan mudah-mudahan pada Desember 2023 semuanya bisa berjalan dengan baik," kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR, Selasa (7/11).
Sebanyak 15 rangkaian LRT Jabodebek saat ini sedang dalam masa perawatan sehingga hanya terdapat delapan unit rangkaian yang beroperasi. Hal ini menyebabkan frekuensi perjalanan LRT Jabodebek turun menjadi hanya satu sampai dua perjalanan per jam.
Direktur Jenderal Perkeretaapian M Risal Wasal mengatakan, pemerintah sedang berkoordinasi dengan konsultan dalam menangani masalah tersebut. Risal tidak menyebutkan siapa konsultan yang dimaksud. Namun, ia menargetkan performa LRT Jabodebek dapat meningkat.
Kemenhub bekerja sama dengan dua perusahaan konsultan asal Inggris dalam memastikan kesiapan operasional LRT Jabodebek. Konsultan yang dimaksud adalah The Crossrail International dan PT Mott Macdonald Indonesia.
Risal menilai pengurangan frekuensi perjalanan LRT tidak mengurangi tingkat okupansi transportasi umum tersebut. Hal tersebut, menurutnya, terlihat dari tidak berubahnya okupansi kereta api commuter maupun transportasi lain.
"LRT Jakarta siap untuk membantu mengembalikan kondisi roda LRT yang menjadi penyebab perawatan," ujarnya.