Malaysia hingga Cina jadi Saingan Indonesia Ekspor Produk Halal
Indonesia bersaing dengan sejumlah negara dalam mengekspor produk halal. Tak hanya dengan sesama negara muslim seperti Malaysia, Indonesia juga harus bersaing dengan Cina.
"Saingan Indonesia di pasar halal global adalah Malaysia. Selain itu Arab Saudi dan bahkan Cina. Hebat-hebat produk-produk halal Cina sudah banyak masuk ke negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi di kantornya, Selasa (19/12).
Meski bersaing dengan Malaysia, negara tersebut juga menjadi tujuan ekspor produk halal Indonesia. Salah satu produk halal yang akan menjadi fokus pemerintah dalam menggarap pasar Negeri Jiran adalah busana dan farmasi halal.
Didi mengatakan, Malaysia menjadi pasar utama di Asia Tenggara karena mayoritas penduduknya muslim. Produk yang selama ini menjadi andalan industri halal nasional di pasar Malaysia adalah makanan dan minuman.
Indonesia dalam laporan State of The Global Islamic Economy atau SGIE 2022 menduduki peringkat kedua dalam industri makanan halal global. Indonesia naik dua peringkat dibandingkan tahun 2021 di peringkat keempat.
Laporan SGIE pada 2022 membagi sektor industri halal menjadi enam sektor, yakni finansial, makanan, pariwisata, busana, farmasi dan kosmetik, dan media. Malaysia menduduki peringkat pertama dalam empat kategori tersebut, yakni finansial, makanan, pariwisata, dan media.
Malaysia menduduki peringkat pertama dalam perekonomian islam global, sedangkan Indonesia ada di peringkat keempat. Adapun, Arab Saudi ada di peringkat kedua, sementara itu Cina belum masuk ke peringkat 15 besar.
Didi menyampaikan Malaysia adalah pasar dan saingan utama Indonesia dalam perekonomian Islam global. Ia berencana untuk memperbesar pangsa pasar produk halal lokal di Negeri Jiran, khususnya untuk produk busana, makanna, kosmetik, dan farmasi.
"Saya sudah cukup sering bolak-balik ke Malaysia karena saya ingin memastikan lagi bahwa semua yang kami lakukan betul-betul terjadi," katanya.
Nilai perdagangan internasional produk halal Indonesia mencapai US$ 53,43 miliar pada sepuluh bulan pertama 2023. Sementara itu, neraca perdagangan halal pada periode yang sama senilai US$ 31,22 miliar.
Makanan olahan memiliki kontribusi terbesar pada nilai ekspor halal Januari-Oktober 2023 atau senilai US$ 34,74 miliar. Secara rinci, produk yang dimaksud adalah CPO dan turunannya, olahan ikan, pasta, olahan kakao, wafer, dan biskuit.
Didi mencatat nilai ekspor produk halal nasional susut 18,7% secara tahunan pada Januari-Oktober 2023 menjadi US$ 42,33 miliar. Namun pemerintah mendata volume ekspor pada periode tersebut tumbuh 8,1% secara tahunan.