Buntut Skandal Keamanan Daihatsu, Astra Tangguhkan Ekspor Kendaraan
PT Astra Daihatsu Motor (ADM) memastikan bahwa produksi dan distribusi kendaraan di Indonesia tetap berjalan normal. Namun untuk sementara, perusahaan menangguhkan produksi kendaraan untuk pasar ekspor.
Pernyataan tersebut disampaikan perusahaan di tengah permasalahan yang menimpa Daihatsu Motor Co., Ltd. (DMC) dan Toyota Motor Corporation (TMC) Jepang mengenai prosedur yang tidak sesuai terkait sertifikasi keselamatan kendaraan.
Dua perusahaan asal Jepang itu memutuskan melakukan penundaan sementara pengiriman kendaraan untuk pasar domestik dan pasar ekspor hingga mendapatkan konfirmasi dari otoritas dan pemangku kepentingan terkait.
Terkait hal tersebut, Astra Daihatsu Motor menyampaikan permintaan maaf terhadap masyarakat Indonesia atas permasalahan yang tengah terjadi.
"Dengan adanya berita ini, Daihatsu Indonesia memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi kepada seluruh stakeholder khususnya pelanggan, diler, supplier, dan seluruh pihak terkait," kata Daihatshu Motor dalam keterangan resmi, Sabtu (23/12).
Dengan adanya berita ini, Daihatsu Indonesia juga memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Daihatsu memastikan bahwa semua kendaraan yang diproduksi, didistribusi, dan dipasarkan di Indonesia tidak memiliki masalah kualitas dan keselamatan.
"Kendaraan Daihatsu juga sudah memenuhi regulasi yang berlaku. Dan, kami pun tetap berkoordinasi dengan otoritas pemerintah Indonesia. Pelanggan Daihatsu tetap dapat menggunakan kendaraannya dengan aman dan nyaman," kata Astra Daihatsu.
Selain itu, Astra Daihatsu menyatakan, perusahaan sebagai produsen otomotif dengan kapasitas produksi terbesar sangat menjunjung tinggi dalam memberikan produk terbaik kepada pelanggan dengan tetap mengutamakan kualitas dan keselamatan.
"Terkait proses sertifikasi, kami juga berkoordinasi penuh dengan otoritas pemerintah sebagai pemangku kepentingan dan penentu proses homologasi di Indonesia. Telah ditentukan produksi domestik ADM tetap beroperasi normal sesuai dengan rencana untuk memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia," ujarnya.
Sesuai arahan prinsipal, produksi ADM untuk pasar ekspor akan ditangguhkan sementara, menunggu konfirmasi dari otoritas di negara tujuan ekspor. "Akan diupayakan sesegera mungkin untuk mendapatkan konfirmasi, sehingga ADM dapat memenuhi permintaan ekspor sesuai rencana," ujarnya.
Kronologi Skandal Daihatsu
Daihatsu, anak perusahaan Toyota, mengumumkan penghentian semua pengiriman kendaraan baik dalam negeri maupun di luar negeri pada Rabu (21/12). Penghentian distribusi ini merupakan buntut dari hasil investigasi skandal tes keselamatan.
Perusahaan menemukan 174 pelanggaran, termasuk kesalahan penyajian hasil tes dan perusakan kendaraan. Dari kasus ini, 64 model serta tiga mesin terkena dampaknya.
Temuan ini membuat Presiden Daihatsu Soichiro Okudaira kemarin mengunjungi Kementerian Transportasi di Tokyo, Jepang, untuk melaporkan temuan panel independen.
Permasalahan ini bermula ketika uji tabrakan pada beberapa model kendaraan dinilai tidak sesuai. Menurut hasil investigasi, unit kontrol kantung udara (airbag) yang digunakan dalam pengujian beberapa model ini berbeda dengan mobil yang dijual ke publik, termasuk model Toyota Town Ace dan Pixis Joy serta Mazda Bongo.
Meski berpotensi tidak sesuai dengan standar hukum, namun kantung udara tersebut telah memenuhi standar keselamatan penumpang. Menanggapi hal ini, Kementerian Transportasi Jepang mengatakan akan melakukan inspeksi pada kantor pusat Daihatsu di Osaka pada Jumat (21/12).
Penangguhan Produksi hingga Raih Izin Regulator
Para eksekutif Daihatsu mengatakan pengiriman produknya ke luar negeri akan ditangguhkan hingga kendaraan-kendaraan tersebut diizinkan untuk dijual kembali oleh regulator.
"Situasinya sangat serius, setiap izin yang diberikan oleh pihak regulator kepada produsen mobil yang diperoleh dengan cara yang curang dapat dicabut oleh hukum," kata Presiden Daihatsu, Soichiro Okudaira dikutip dari Reuters.
Melansir Nikkei Asia, investigasi terhadap Daihatsu ini sebetulnya telah terjadi sejak Mei lalu. Selain uji tabrak, Daihatsu juga memiliki catatan laporan pernah melakukan penukaran data dari kursi penumpang dengan pengemudi saat berlangsungnya pengujian.
Skandal ini juga termasuk soal laporan palsu tentang uji benturan sandaran kepala dan uji kecepatan untuk beberapa model. Daihatsu juga pernah mengumumkan bahwa mereka menemukan kekurangan dalam uji keselamatan untuk enam model, serta sejumlah permasalahan lain yang terjadi sebelum 2023.
Ketua komite investigasi pihak ketiga, Makoto Kaiami mengatakan, panel tidak percaya Toyota bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut. Namun, komite meyakini Daihatsu berusaha untuk memenuhi ekspektasi yang diberikan kepada mereka.