Bulog akan Aktif di Bidang Produksi Demi Cek Harga Gabah
Perum Bulog berencana untuk masuk ke bisnis pertanian atau on farm pada tahun ini untuk memeriksa biaya produksi gabah. Namun, perusahaan pelat merah pangan ini belum memasang target luas sawah yang akan digarap.
Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi menjelaskan bisnis on farm yang dimaksud adalah lebih aktif dalam program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat atau Makmur milik Kementerian BUMN. Bayu berencana meluncurkan program yang terintegrasi dengan program Makmur, yakni Mitra Tani Bulog.
"Bulog akan terlibat ke usaha produktivitas petani. Kami tidak beli sawah, tapi terlibat dalam Program Makmur," kata Bayu di kantornya, Selasa (13/2).
Bayu mengatakan, langkah tersebut bertujuan untuk mencari biaya produksi gabah riil saat ini. Ia mempertanyakan kewajaran harga gabah yang mencapai Rp 8.000 per kilogram saat ini.
Bayu meragukan harga tersebut setelah melihat beras lokal di pasar internasional internasional yang dilego US$ 650 per tin atau sekitar Rp 10.000 per kg. Ia menyebutkan harga beras tersebut merupakan harga beras premium lantaran pasar beras global tidak menawarkan beras medium.
Adapun beras premium adalah beras dengan tingkat beras pecah hanya 5%, sedangkan beras medium adalah beras dengan tingkat beras pecah sekitar 20%.
Badan Pangan Nasional mendata rata-rata nasional harga beras premium mencapai Rp 15.830 hari ini, Selasa (13/2). Dengan kata lain, selisih antara beras premium lokal di pasar global dan domestik hampir Rp 6.000 per kg.
"Jadi, ada ruang produktivitas dan efisiensi yang bisa dikejar kalau mengambil harga internasional sebagai acuan. Jadi, harga produksi gabah ini harus dicari," ujarnya.
Bayu menyampaikan, kenaikan harga gabah saat ini dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti harga pupuk, harga sewa sawah, dan harga bibit. Akan tetapi, Bayu berpendapat masuknya Bulog dalam bisnis produksi dapat melihat struktur biaya produksi gabah lebih objektif.
Meski demikian, Bulog mengakui mandat utama Bulog adalah bisnis rantai pasok, yaitu mengambil hasil panen petani dan menyalurkannya ke konsumen. Selain itu, Bayu mengkhawatirkan potensi masalah jika Bulog benar-benar masuk ke bisnis produksi beras di sawah.
Pada saat yang sama, Bulog berencana untuk meningkatkan pangsa pasar beras Bulog di pasar pada tahun ini menjadi setidaknya 9%. Bayu mencatat pangsa pasar Bulog pada 2023 adalah sekitar 8%. Oleh karena itu, Bayu menilai kunci bisnis Bulog pada tahun ini adalah panen pertama tahun ini yang diproyeksi terjadi pada Maret 2024.