WEF: Utang Global Tak Pernah Sebesar Ini Sejak Perang Napoleon
Presiden World Economic Forum Borge Brende memperingatkan rasio utang global mendekati level yang belum pernah terjadi sejak 1820-an atau era Perang Napoleon. Dunia akan menghadapi pertumbuhan yang rendah selama satu dekade jika langkah-langkah ekonomi yang tepat tak diterapkan.
"Kita harus mengatasi situasi utang global. Kita belum pernah melihat utang seperti ini sejak Perang Napoleon yang mendekati 100% PDB global,” ujar Brende yang berpidato dalam pertemuan di Riyadh, Arab Saudi, seperti dikutip dari CNBC.
Dia mengatakan, pemerintah perlu mempertimbangkan cara mengurangi utang dan mengambil langkah-langkah fiskal yang tepat tanpa terjebak dalam situasi yang memicu resesi. Kondisi utang saat ini memicu kekhawatira perlambatan ekonomi global di beberapa negara dan risiko stagflasi atau inflasi tinggi di tengah stagnansi ekonomi seperti yang terlihat pada era 1970-an.
Brende memperkirakan pertumbuhan ekonomi global mencapai 3,2% pada tahun ini. Meski tidak buruk, pertumbuhan ini berada di bawah tren selama satu dekade yang berada di kisaran 4%.
Ia juga menilai bahwa risiko terbesar bagi perekonomian global saat ini adalah “resesi geopolitik yang kita hadapi,” menyoroti ketegangan Iran-Israel baru-baru ini.
“Ada begitu banyak hal yang tidak dapat diprediksi, dan Anda dapat dengan mudah lepas kendali. Jika Israel dan Iran meningkatkan konflik tersebut, kita bisa melihat harga minyak sebesar $150 dalam semalam. Dan hal itu tentu akan sangat merugikan perekonomian global,” ujarnya.
Peringatannya sejalan dengan laporan terbaru dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang mencatat bahwa utang publik global telah meningkat hingga 93% dari PDB tahun lalu, dan masih 9 poin persentase lebih tinggi dibandingkan tingkat sebelum pandemi. IMF memproyeksikan utang publik global akan mendekati 100% PDB pada akhir dekade ini.
IMF juga menyoroti tingginya tingkat utang di Tiongkok dan Amerika Serikat, dengan mengatakan bahwa kebijakan fiskal yang longgar di Tiongkok dan Amerika Serikat memberikan tekanan pada suku bunga dan dolar.
Dana Moneter Internasional (IMF) pada awal bulan ini menaikkan perkiraan pertumbuhan globalnya. Menurut IMF, perekonomian dunia telah terbukti sangat tangguh meskipun ada tekanan inflasi dan perubahan kebijakan moneter.
x