Profil Pesawat Boeing Garuda yang Mesinnya Terbakar saat Lepas Landas
Pesawat Garuda Indonesia GA-110 rute Makasar-Madiah terpaksa kembali ke bandara keberangkatan atau Return to Base (RTB) sesaat setelah lepas landas pada Rabu (15/5). Salah satu mesin pesawat mengeluarkan percikan api sehingga pilot memutuskan untuk memutar kembali pesawat.
Pesawat yang mengangkut 450 jemaah haji (Kloter) 05 Embarkasi Makassar asal Kabupaten Gowa ini lepas landas pukul 15.30 WITA. Pesawat dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Prince Mohammad bin Abdulaziz, Madinah pada pukul 21.10 waktu setempat.
Jemaah sempat dikembalikan sementara ke asrama untuk menunggu kesiapan pesawat pengganti. Garuda Indonesia kemudian menerbangkan kembali penerbangan haji GA-1105 pukul 22.02 WITA pada hari yang sama dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dengan pesawat pengganti.
Profil Boeing 747-400 yang Digunakan Garuda Berusia 22,6 Tahun
Pesawat Garuda Indonesia yang mengalami masalah adalah tipe Boeng 747-400. Pesawat dengan kode registrasi Er-Bos ini bukan milik Garuda melainkan sewaan perusahaan leasing Terra Avia.
Mengutip informasi dari planespotters.net, pesawat tersebut berusia 22,6 tahun dan sudah pernah digunakan oleh sejumlah maskapai. Pesawat Boeing 747-412 ini sempat digunakan oleh bank asal Amerika Wells Fargo Bank Northwest hingga maskapai Transaero Airlines sebelum akhirnya digunakan Garuda Indonesia melalui jasa leasing Terra Avia.
Boeing 747-400 adalah tipe pesawat berbadan lebar besar jarak jauh yang diproduksi Boing yang merupakan seri lanjutan 300. Desain pesawat ini pertama kali diumumkan pada September 1984.
Pesawat ini digunakan pertama kali oleh maskapai Northwest Airlines yang memesan 10 pesawat dengan penerbangan perdana pada 29 April 1988.
Ini merupakan salah satu varian Boeing yang laris. Dalam 20 tahun sejak diluncurkan, Boeing telah mengirimkan 694 unit pesanan tipe pesawat tersebut.
Sempat Dipensiunkan Garuda
Garuda Indonesia pada 2017 sempat mengumumkan pensiun terhadap tiga tipe pesawat Boeing 747-400 yang digunakan sejak 1994. Ketiga pesawat tersebut memiliki nomor registrasi PK-GSI, PK-GSG, dan PK-GSH dengan usia penggunaan lebih dari 20 tahun.
Pahala Mansury yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia mengatakan, pihaknya mempensiunkan tiga pesawat 747-400 karena telah dioperasikan sejak 1994 dengan jam terbang selama 89.900 jam. Pesawat tersebut juga dipensiunkan karena pemakaian bahan bakarnya lebih boros dibandingkan pesawat yang dimiliki sekarang seperti Boeing 777-300 ER.
"Pesawat telah beroperasi 23 tahun dan mempunyai kapasitas 428 penumpang," ujar Pahala saat itu.