Pertamina: Bahan Bakar Hidrogen Masih Kemahalan untuk Transportasi

Andi M. Arief
16 Mei 2024, 14:58
hidrogen, pertamina, transportasi
123rf.com/Alexander Kirch
Ilustrasi energi hidrogen
Button AI Summarize

PT Pertamina Power Indonesia atau Pertamina NRE mencatat, harga hidrogen untuk keperluan transportasi saat ini belum kompetitif. Adapun adopsi hidrogen pada sektor transportasi digunakan pada kendaraan listrik sel bahan bakar khusus atau FCEV.

VP Strategy & Portofolio Pertamina NRE Aditya Dewobroto memaparkan,

"Ini masih ada gap yang perlu kami mitigasi agar setidaknya bisa sama dengan harga BBM. Dengan demikian, penggunaan hidrogen oleh masyarakat luas bisa tercapai," kata Aditya dalam Investor Trust Future Forum: Potensi Besar dan Masa Depan Mobil Hidrogen, Kamis (16/5).

Aditya menyampaikan, mahalnya harga hidrogen disebabkan oleh faktor biaya operasi dan belanja modal yang tinggi. Biaya operasi produksi hidrogen dan belanja modal fasilitas produksi hidrogen berkontribusi sehingga 59,8% dari harga hidrogen.

Maka dari itu, Aditya menilai perlu adanya dukungan pemerintah agar hidrogen dapat menjadi alternatif energi bersih pada tahun depan. Ia meramalkan harga hidrogen untuk transportasi tidak dapat menyamai harga Pertamax Turbo bahkan setelah 2030 jika tanpa intervensi pemerintah. 

Aditya memproyeksikan, harga hidrogen akan turun hingga 56,94% pada hingga 2030 menjadi Rp 2.988 per kilometer. Harga tersebut masih berpotensi turun menjadi Rp 2.518 per kilometer setelah 2030, tetapi tetap lebih tinggi hampir 50% dari harga Pertamax Turbo.

Oleh karena itu, Aditya mengatakan adopsi hidrogen akan lebih menarik bagi kendaraan logistik jarak jauh dengan beban tinggi. Walau demikian, harga hidrogen untuk kendaraan logistik masih lebih besar hampir 30% dibandingkan Dex Truck yang mencapai Rp 6.056 per kilometer.

"Hidrogen mungkin tetap lebih menarik karena beban angkut dapat lebih besar," ujarnya.

Pengamat Otomotif Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu menyatakan, volume bus maupun truk listrik akan lebih ringan dibandingkan jenis bus maupun truk lain. Ini karena beban bahan bakar hidrogen cenderung lebih efisien.

Yanes menjelaskan, sebuah bus listrik memiliki beban baterai hingga 210 kilogram baik dengan kondisi daya penuh maupun kosong. Sementara itu, beban hidrogen yang diangkut bus cenderung ringan lantaran satu kilogram hidrogen setara dengan 96,98 kilometer.

"Tabung hidrogen relatif lebih ringan, artinya hidrogen ini jauh lebih efisien," kata Yanes.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...