Starlink Masuk, Pemerintah Pede Seluruh Orang RI Bisa Akses Internet
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memproyeksikan penetrasi internet di Indonesia dapat mencapai 100% seiring masuknya Starlink. Penetrasi internet saat ini baru mencapai 78% dari total penduduk atau sekitar 218,96 juta orang.
Asisten Deputi Ekonomi Digital Kemenko Perekonomian Theodore Sutarto mengakui Starlink memberikan layanan yang bagus dari segi kecepatan internet dan cakupan daerah. Namun, ia meragukan layanan tersebut dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.
"Investasi layanan Starlink besar. Penggunaan Starlink oleh kementerian, lembaga, dan Puskesmas membutuhkan investasi yang besar. Belum tentu layanannya bisa digunakan semua orang," kata Theodore di kantornya, Rabu (12/6).
Setiap pelanggan Starlink wajib memiliki perangkat keras yang dijual seharga Rp 7,8 juta per unit. Sementara itu, biaya layanan internet bulanan Starlink dimulai dari Rp 750.000 hingga Ep 12,32 juta.
Oleh karena itu, Theodore mengatakan strategi pemerintah untuk meningkatkan penetrasi internet tidak berubah, yakni dengna membangun infrastruktur jaringan internet melalui kabel maupun stasiun pemancar.
Ia menilai perluasan jaringan internet tersebut membutuhkan sumber daya manusia terlatih. Menurutnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memberikan pelatihan tersebut melalui program literasi digital yang bisa didapatkan hingga generasi Z.
Berdasarkan laman Kemenkominfo, pemerintah telah berhasil menggelar infrastruktur jaringan internet pita lebar atau broadband ke seluruh Nusantara melalui proyek Palapa Ring. Secara rinci, proyek Palapa Ring terbagi tiga wilayah, yakni wilayah barat (2.275 km), wilayah tengah (6.878 km), dan wilayah timur (6.878 km).
Pemerintah menyiapkan pembangunan dua satelit baru jenis high throughput satellite (HTS) pada wilayah yang belum terjangkau akses internet melalui layanan broadband. Kedua satelit itu akan memberikan layanan akses internet bagi 150.000 titik layanan di penjuru negeri.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenkomarves Septian Hario Seto s ebelumnyamengatakan,= internet yang ditawarkan oleh para operator seluler lokal berbasis fiber optik tidak mungkin kalah dengan Starlink.
“Operator seluler di kota-kota besar yang padat penduduk, saya kira Starlink tidak bisa berkompetisi dengan mereka,” ujar Septian dalam wawancara bersama CNBC TV, pekan lalu (4/6).
Menurut dia, Starlink menjadi pelengkap untuk menyediakan internet bagi masyarakat maupun perusahaan tambang di daerah tertinggal, terdepan, terluar alias 3T. “Nanti pasti ada evaluasi. Kalau ditemukan Starlink ternyata melanggar aturan, pasti kami memberi tahu mereka,” kata dia.