Profil BRT Bandung Raya yang akan Dibangun 2025
Pemerintah akan membangun Bus Rapid Transit atau BRT Bandung Raya sebagai upaya untuk menekan kemacetan di wilayah Bandung, Jawa Barat. Transportasi massal ini rencananya mulai dibangun pada 2025.
Mengutip situs Institute for Transportation & Development Policy, Bus Rapid Transit (BRT) adalah sistem transit berbasis bus berkapasitas tinggi yang memberikan layanan cepat, andal, berkualitas tinggi, aman, dan hemat biaya dengan biaya yang relatif rendah, kapasitas tingkat metro.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Risyapudin Nursin menjelaskan, pembangunan BRT Bandung Raya akan mencakup wilayah Cimahi, Padalarang hingga Sumedang sepanjang 21 km.Pengembangan BRT tahap satu akan dimulai pada 2025, tahap 2 pada 2026 dan tahap 3 pada 2027.
"Nantinya sistem angkutan cepat berbasis bus ini akan ramah lingkungan dan menggunakan energi rendah karbon. Waktu tempuhnya akan lebih cepat dengan jalur khusus serta adanya kepastian jadwal," kata dia.
Ia memastikan, tarif BRT akan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. BRT akan memiliki sistem informasi yang jelas di halte, bus, hingga melalui aplikasi.
Selain itu, menurut dia, layanan ini akan mengedepankan kesetaraan gender, disabilitas dan inklusi sosial dalam desain bus dan infrastruktur yang inklusif.
Layanan BRT ini rencananya akan terintegrasi dengan Stasiun Kereta Cepat Padalarang, Stasiun Kereta Api Cimahi, Terminal Tipe A Leuwipanjang, dan Stasiun Kereta Cepat Tegalluar.
"Pada saat pembangunan BRT nanti kami berharap adanya dukungan dari seluruh stakeholder baik dari Dinas Perhubungan Provinsi, Kabupaten/Kota, pihak Kepolisian hingga masyarakat. Kami semua perlu kolaborasi dan sinergi," ujarnya.
Dia mengajak masyarakat khususnya di daerah Bandung agar menggunakan transportasi umum Bus Rapid Transit (BRT) demi menekan polusi udara di daerah itu. "Kami berharap dengan nantinya ada BRT bisa menjadi solusi mengurai kemacetan dan mengurangi polusi udara," kata Risyapudin.