Taspen Optimistis Raup Untung dari Proyek Apartemen Mewah Two Sudirman
PT Taspen Properti Indonesia optimistis dapat meraup untung dari proyek apartemen mewah besutannya dengan Mitsubishi Estate, Two Sudirman Jakarta. Rata-rata imbal investasi atau IRR proyek apartemen di dekat Patung Sudirman ini diperkirakan menembus dua digit.
Direktur Utama Taspen Properti Cecilia Kristywulan mengatakan, kontribusi pihaknya dalam proyek tersebut adalah penyediaan lahan. Cecilia menjelaskan, Taspen memiliki dua jenis sertifikat tanah dalam lahan seluas 3,3 hektare tersebut, yakni Hak Guna Bangunan dan Hak Pengelolaan Atas Tanah.
"Tanah HPL akan digunakan untuk pembangunan menara komersial, sedangkan tanah HGB untuk menara residensial. IRR kedua menara tersebut tentu saja di atas dua digit," kata Cecilia di Hotel Park Hyatt Jakarta, Kamis (1/8).
Cecilia tidak memerinci lebih lanjut persentase IRR proyek Two Sudirman Jakarta tersebut. Namun, ia menjelaskan tingginya IRR proyek tersebut ditunjukkan dari 25 Letter of Intent terkait pembelian unit apartemen di tower residensial.
Tower residensial ini memiliki dua jenis hunian, 322 unit regular dan 17 unit kondominium. Cecilia menargetkan penjualan unit regular dalam menara residensial mencapai 45 unit pada periode Agustus-Desember 2024.
Sementara itu, Cecilia mengatakan penjualan kondominium akan tergantung kondisi pasar, namun akan dijual sebelum proyek tersebut rampung pada 2028. luas kondominium pada menara residensial Two Sudirman Jakarta berkisar antara 950 meter persegi sampai 2.300 meter persegi.
"Kami tidak bisa menentukan kapan kondominium tersebut akan dijual karena tergantung pasar. Jika harga permintaan kondominium telah lebih tinggi dari pasar properti, kami akan jual lebih cepat," ujarnya.
Cecilia mencatat harga per meter dalam area residensial Two Sudirman Jakarta mencapai Rp 60 juta pada akhir tahun lalu. "Kalau sekarang harganya sudah naik," katanya.
Nilai total proyek Two Sudirman Jakarta mencapai Rp 10,6 triliun. Proses konstruksi gedung tertinggi di Asia Tenggara tersebut telah dimulai pada Juni 2021 dan diperkirakan rampung pada 2028.
Kontraktor utama yang terpilih adalah konsorsium China State Construction dan Taisei Joint Operation (CSCT-JO). Kedua perusahaan asing tersebut akan bermitra dengan kontraktor lokal, yakni PT. Pulauintan Bajaperkasa Konstruksi.