Bahlil Ancam Cabut Izin Belasan Ribu Sumur Migas Tidak Aktif

Mela Syaharani
10 Oktober 2024, 12:45
bahlil, migas, sumur idle
ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/YU
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (kanan) mempertanyakan banyaknya sumur migas tidak aktif yang dimiliki PT Pertamina.
Button AI Summarize

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berencana mencabut izin operasi belasan ribu sumur migas tidak aktif atau idle. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, sumur idle ini sebenarnya masih bisa menambah jumlah lifting migas nasional yang saat ini terus menurun.

Bahlil mengatakan, sumur idle yang dikerjakan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) tetapi tidak juga aktif akan diambil alih untuk ditawarkan ke pihak lain. “Kami tawarkan ke perusahaan yang mampu mengelola untuk meningkatkan lifting migas kita,” kata Bahlil dalam BNI summit pada Rabu (9/10) yang dipantau secara daring.

Berdasarkan  bahan paparannya, Indonesia saat ini memiliki 44.984 sumur migas, yang terdiri atas 16.433 sumur aktif berproduksi, 16.990 sumur idle tidak produksi, dan 11.562 sumur lain seperti abandoned, injection, dry-hole.

Ada tiga kategori sumur idle, yakni yang tidak memiliki potensi hydrocarbon (HC) sebanyak  4.993 sumur, memiliki potensi HC sebanyak 4.495 sumur, dan dalam proses review sebanyak 7.502 sumur.

Bahlil mengatakan, mayoritas dari 5.000 sumur idle tersebut ternyata dikelola oleh Pertamina. Ia pun sempat mempertanyakan kondisi tersebut kepada perusahaan pelat merah ini, tetapi tidak memiliki jawaban.

“Saya bilang ini bisa jadi pencabutan izin usaha seperti pertambangan tahap dua. Kalau kemarin cabut 2018 IUP ini kami berpotensi menata sumur idle yang tidak dikerjakan oleh KKKS termasuk BUMN,” ujarnya.

Bahlil meminta KKKS pengelola sumur idle untuk melepaskan hak kelola. Dia menyebut meskipun negara memprioritaskan BUMN mengelola migas Indonesia namun tidak serta merta saja diberikan.

“Jangan seperti kacamata kuda karena dikelola BUMN izinnya dibawa tidur. Negara ini tidak butuh izin tidur, tapi butuh produksi migas,” katanya.

Pemerintah mencatat lifting minyak Indonesia baru mencapai 576 ribu barel per hari atau 91% dari target yang ditetapkan dalam APBN.

Bahlil menyebut, besaran lifting minyak nasional disumbang oleh dua KKKS yakni Pertamina sebanyak 65%, dan ExxonMobil 25%. Sementara sisanya, 10% dimiliki KKKS lainnya.

“Berarti naik turunnya lifting minyak Indonesia dipengaruhi dua perusahaan ini,” kata dia.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebelumnya mengatakan sejumlah target untuk industri hulu migas berpotensi tidak tercapai.  “Kami melihat untuk lifting minyak nanti akhir 2024 sekitar 595 ribu barel per hari (bph),” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (19/7).

Angka prediksi ini hanya sekitar 94% dari target 635 ribu barel per hari (bph) dalam anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN 2024. Tidak hanya APBN, Dwi juga memprediksi bahwa lifting minyak akhir 2024 nanti tidak mencapai target work, program and budget (WPNB) yang disepakati. Prediksi akhir 2024, lifting gas juga  tidak dapat memenuhi target APBN. 

SKK Migas menulis, proyeksi lifting gas hanya mencapai 5.554 mmscfd atau 96% dari target APBN 2024 yang mencapai 5.785 mmscfd.

Reporter: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...