Pemerintah akan Cetak 150.000 Hektare Sawah di Kalimantan Tahun Depan
Kementerian Pertanian akan mencetak 150.000 hektare sawah di Kalimantan Tengah pada tahun depan. Target ini merupakan bagian dari pengembangan tiga juta hektare sawah hingga 2029.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Andi Nur Alam Syah, mengatakan pencetakan sawah di Kalimantan Tengah akan memanfaatkan kawasan rawa. Namun Nur Alam tidak merinci lebih lanjut lokasi sawah di Kalimantan Tengah tersebut.
"Kami fokus memanfaatkan lahan potensial yang belum tergarap optimal, seperti rawa dan lahan suboptimal, untuk mendukung produksi pangan nasional," kata Nur Alam dalam keterangan resmi, Jumat (25/10).
Nur Alam mengatakan pencetakan sawah hingga 2029 setidaknya akan dilakukan di tiga provinsi, yakni Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan. Sebab, tiga daerah tersebut dinilai memiliki akses irigasi yang memadai.
Ia menyatakan pencetakan sawah pada 2025-2029 akan dilakukan secara bertahap dan melibatkan berbagai instansi. Menurutnya, hal tersebut penting agar sawah yang dicetak memiliki lahan yang sesuai dengan komoditas yang dikembangkan.
Berdasarkan catatan Center of Reform on Economics atau CORE Indonesia, setidaknya terdapat empat proyek food estate yang gagal. Proyek lumbung pangan atau food estate tersebut mayoritas berlokasi di Pulau Kalimantan, yakni di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
Adapun food estate di Kalimantan Tengah telah dimulai sejak 1996 dan dirancang memiliki luas 1,4 juta hektare. Pada 1998, sebanyak 15.000 orang transmigran didatangkan ke lokasi proyek untuk menggarap lahan seluas 30.000 hektare. Namun proyek tersebut akhirnya dibatalkan pada 1999 oleh Badan Perencanaan Nasional.
Pada 2015, food estate di Kalimantan Tengah menjadi pusat kebakaran dengan 125 titik api di atas 1 juta hektare lahan gambut. Asap dari kebakaran tersebut berhembus hingga ke Singapura dan Malaysia pada tahun yang sama.
Walau demikian, Kementerian Pertanian kembali memulai proyek tersebut pada November 2020 dengna komoditas pilihan singkong. Namun komoditas tersebut diganti menjadi jagung pada tahun lalu lantaran singkong yang ditanam tumbuh kerdil.
Pemerintah mengganti tanamn singkong dengan jagung di Kabupaten Gunung Mas, Kalteng seluas 600 hektare. Penanaman tersebut dimulai pada oktober 2023. Pada awal 2024, pemerintah telah memanen jagung tersebut pada lahan seluas 10 hektar dengan imbal hasil 6,5 ton per hektar.
Kementerian Pertanian mendapatkan tambahan alokasi anggaran tahun depan sebesar Rp 21,49 triliun. Dengan demikian, anggaran Kementerian Pertanian dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN 2025 berdasarkan kesepakatan sementara mencapai Rp 29,37 triliun.
Alokasi anggaran tambahan ini didapatkan Kementan setelah pembahasan bersama Badan Anggaran DPR RI dan Surat Bersama Menteri PPN Kepala Bappenas dan Menteri keuangan.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan mayoritas anggaran ini akan digunakan untuk mendukung program percepatan Lumbung Pangan. “Untuk cetak sawah seluas 150 ribu hektare dan intensifikasi seluas 80 ribu hektare,” kata Sudaryono dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI pada Kamis (12/9).
Tambahan anggaran akan dialokasikan untuk mendukung program lainnya, mencakup peningkatan produksi padi dan jagung sebesar Rp 4,33 triliun, serta peningkatan produksi daging dan susu mencapai Rp 2,13 triliun.
Program swasembada beras akan didorong melalui peningkatan produktivitas lahan yang sudah ada serta intensifikasi penambahan lahan baru yang telah diputuskan. Rencana terdiri atas 150 ribu hektare cetak sawah baru dan 80 ribu hektare untuk intensifikasi lahan.
Pemerintah rencananya akan mencetak sawah baru, antara lain di Kalimantan Tengah. Sawah ini berada di atas lahan yang sudah dibangun irigasi di kanan dan kirinya, tetapi belum maksimal untuk lahan sawah.
“Kami meyakini di Kalimantan Tengah sudah ada lahan seluas 400 ribu hektare. Dari jumlah tersebut, akan dibuat 150 ribu hektare, relatif agak mudah dan aman,” katanya.