Mentan Amran Beberkan Strategi Dorong Kontribusi Petani Muda hingga 10% di 2025
Pemerintah akan memberi insentif Rp 300 miliar pada setiap 15 petani muda yang mau menggarap lahan pertanian seluas 200 hektare. Dengan program ini, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menargetkan kontribusi petani muda ke total petani nasional dapat menembus 10% pada tahun depan.
"Program ini memanfaatkan luas lahan besar dan menggunakan teknologi mekanisasi pertanian, bukan cara tradisional di Pulau Jawa. Kalau 200 hektare pakai cara tradisional, harus ada 2.000 petani. Program ini hanya butuh 15 orang, otomatis pengembalian investasinya besar," kata Amran di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (12/11).
Total pendaftar petani muda saat ini telah mencapai 20 ribu orang dari target 50 ribu orang. Jumlah lahan yang akan tergarap mencapai 100 ribu hektare.
Program tersebut akan mengadopsi sistem kluster yang diterapkan di negara maju. Dengan teknologi, Amran mencontohkan, waktu pengolahan satu hektare lahan pertanian akan terpangkas dari 25 hari menjadi hanya 90 menit.
Pemerintah memberikan insentif agar para petani dapat membeli teknologi untuk mengolah lahan pertanian. Insentif tersebut dapat memangkas biaya produksi hingga 50% dan produktivitas menjadi naik dua kali lipat.
Para peserta program akan mendapatkan 70% dari hasil pertanian, sisanya dinikmati pemilik lahan. Dengan jumlah pengembalian investasi yang besar, Amran meyakini, jumlah petani muda akan bertambah dan berkontribusi kepada ketahanan pangan masa depan.
Dalam hitungannya, pendapatan bersih setiap petani mudah dalam program insentif tersebut setidaknya Rp 10 juta per bulan. Pengembalian investasinya berkali lipat lebih tinggi dari petani gurem.
Badan Pusat Statistik mendata kontribusi generasi Z ke total petani nasional hanya 2,14% atau sekitar 630.000 orang. Sedangkan, petani dari generasi milenial berkontribusi sekitar 25,61% atau sekitar 7,51 juta orang.