RSPO: Tak Perlu Khawatir Terhadap Aturan Deforestasi Uni Eropa

Agustiyanti
13 November 2024, 13:21
sawit, RSPO, sawit berkelanjutan, Eropa
ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/YU
Ilustrasi. RSPO memastikan, standar mereka tak hanya selaras dengan aturan deforestasi Uni Eropa, tetapi juga terkait dengan standar emisi gas rumah kaca, keanekaragaman hayati, hingga pengelolaan air.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Bangkok-Roundtable Sustainability Palm Oil akan menerbitkan standar baru untuk praktik sawit berkelanjutan yang disepakati para anggotanya dalam konferensi Roundtable Tahunan RSPO, RT2024 di Bangkok pada 11-13 November 2024. RSPO memastikan standar baru ini selaras dengan aturan deforestasi Uni Eropa atau EUDR yang akan berlaku penuh pada tahun depan. 

"Kami sudah melakukan analisis kesenjangan tahun lalu yang menunjukkan bahwa kami berada dalam posisi yang sangat baik untuk mendukung anggota kami dengan kepatuhan," ujar Deputy Director EMEA Ruben Brunsveld kepada Katadata.co.id di sela konferensi Roundtable Tahunan RSPO, RT2024 di Bangkok, Selasa (12/11). 

Brunsveld menjelaskan, standar RSPO tak hanya selaras dengan aturan deforestasi Uni Eropa, tetapi juga terkait dengan standar emisi gas rumah kaca, keanekaragaman hayati, hingga pengelolaan air. Ia pun optimistis, RSPO dapat mendukung anggotanya untuk tetap mematuhi EUDR melalui peningkatan transparansi dan traceability dalam sistem mereka, khususnya melalui PRISMA.

PRISMA atau Palm Resource Information and Sustainability Management adalah platform yang bertujuan untuk meningkatkan perdagangan dan kepatuhan terhadap peraturan keberlanjutan global. Platform ini dirangcang untuk menyatukan para pemangku kepentingan RSPO dalam satu titik kolaborasi, mengoptimalkan efisiensi, meningkatkan keselarasan dan akuntabilitas, memfasilitasi analisis data yang lebih baik, dan meningkatkan kepatuhan terhadap Standar RSPO.

 

Dengan sistem ini, menurut Brunsveld, RSPO memastikan bahwa informasi terkait asal usul bahan baku, mulai dari perkebunan hingga pabrik pengolahan, dapat dilacak secara transparan. Sistem ini pada akhirnya dapat menjawab kekhawatiran mengenai deforestasi dan pelanggaran hak asasi manusia.

Nasib Petani Kecil

Salah satu perhatian utama dalam implementasi regulasi EUDR adalah dampaknya terhadap para petani kecil, yang sering kali kesulitan untuk memenuhi berbagai kriteria keberlanjutan.  Brunsveld menekankan bahwa mereka telah memberikan perhatian khusus kepada petani kecil dalam upaya menjaga agar para petani tetap terlibat dalam rantai pasokan global, dengan mematuhi standar lingkungan dan sosial yang ketat.

Ia menjelaskan, RSPO saat ini telah  mengembangkan standar sertifikasi yang lebih ramah bagi petani kecil, termasuk dengan bantuan Smallholder Support Fund yang dirancang untuk meringankan beban finansial petani untuk memenuhi persyaratan sertifikasi. Program group certification yang dimiliki RSPO juga menjadi salah satu strategi yang memungkinkan petani kecil untuk bergabung dalam kelompok yang lebih besar untuk mematuhi standar yang diperlukan.

Menurut dia, upaya untuk menjaga agar petani kecil tetap berada dalam rantai pasok global  melalui kebijakan yang inklusif adalah salah satu kunci untuk memastikan keberlanjutan industri kelapa sawit. Apalagi, ada sekitar 7 juta petani yang terlibat dalam rantai pasok sawit global. 

RSPO memperkirakan kebutuhkan terhadap sertifikasi minyak kelapa sawit berkelanjutan akan semakin kuat, bukan hanya di Eropa tetapi juga di seluruh dunia. Ada kemungkinan semakin banyaknya negara mengikuti jejak Uni Eropa dalam memberlakukan regulasi yang serupa. Karena itu, penting bagi para pelaku industri sawit siap untuk memastikan bahwa produknya berkelanjutan.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...