Implementasi Sistem Pembayaran Tol Tanpa Sentuh MLFF Masih Belum Jelas
Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menyatakan, belum ada kepastian terkait implementasi Sistem pembayaran nontunai nirsentuh atau multilane free flow atau MLFF. Teknologi baru pembayaran jalan tol tersebut dijadwalkan mulai diuji coba secara terbuka di Tol Bali Mandara pada bulan ini.
Menurut Dody, belum ada diskusi lebih lanjut dengan operator MLFF atau PT Roatex Indonesa Toll System sampai saat ini. Adapun total investasi yang dikucurkan dalam proyek tersebut mencapai Rp 4,49 triliun.
"Sejauh ini belum ada pembicaraan terkait implementasi MLFF. Proyek MLFF ini ceritanya agak panjang dan dalam," kata Dody di kantornya, Jumat (6/12).
Dody sebelumnya memastikan implementasi MLFF akan dimulai pada bulan ini. Namun, ia mengakui MLFF tidak menjadi prioritas infrastruktur pemerintah dalam waktu dekat.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PU Rachman Arief Dienaputra mengatakan, belum ada jadwal yang pasti terkait implementasi MLFF. Arief menyampaikan, belum mendapatkan proposal teknis terkait transisi implementasi MLFF, yakni Single Lane Free Flow atau SLFF.
"Uji coba terbuka MLFF di Tol Bali Mandara masih belum jelas hingga saat ini," katanya.
Duta Besar Hungaria untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN Lilla Karsay sebelumnya mengakui kerap diundurnya implementasi MLFF berdampak pada relasi bilateral dan diplomatik Hungaria dan Indonesia. Namun, Karsay menyampaikan pihaknya berkomitmen agar proyek MLFF rampung.
"Investasi proyek MLFF berasal dari pembayar pajak di Hungaria, tapi kami masih di sini walaupun implementasi kerap diundur. Pemerintah Hungaria belum menarik investasi dari proyek MLFF, ini menunjukkan komitmen dari sisi kami," kata Karsay di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta, Rabu (6/11).
Pemerintah Hungaria dan Indonesia menandatangani kerja sama proyek MLFF pada 2021 dan dijadwalkan beroperasi pada 2022. Menurutnya, mundurnya implementasi proyek MLFF yang terjadi berulang kali disebabkan oleh perbedaan budaya Indonesia dan Hungaria tentang waktu.
Karsay menyampaikan, salah satu karakteristik Hungaria adalah keras kepala dan selalu menepati janji. Karena itu, Karsay mengaku siap berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia yang baru dalam menyelesaikan proyek MLFF.
Di sisi lain, Karsay mengatakan pihaknya telah menyiapkan skenario terburuk dari investasi proyek MLFF, yakni menarik seluruh dana investasi proyek MLFF. "Skenario terburuk adalah cabut dari investasi ini tanpa ada implementasi," katanya.
MLFF masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional atau PNS pada Mei 2024 atau di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pemerintah sebelumnya beralasan penetapan PSN diperlukan karena implementasi MLFF memerlukan koordinasi dengan beberapa otoritas dan lembaga keuangan.
Sistem MLFF membuat transaksi di gerbang tol dengan kartu uang elektronik diganti dengan aplikasi Cantas yang terhubung dengan dompet elektronik di gawai pengguna jalan tol. Sistem pemosisi global atau GPS dalam gawai pengguna jalan tol akan direkam oleh satelit dalam penentuan tarif.
Proyek MLFF dikerjakan oleh PT Roatex Indonesia Toll System atau RITS. Sistem yang ditawarkan RITS menggunakan teknologi sistem navigasi satelit global atau global navigation satellite system atau GNSS. Teknologi GNSS akan menentukan lokasi pengguna jalan tol bersamaan dengan proses map-matching di sistem utama RITS.
Saat kendaraan keluar tol dan proses map-matching berakhir, sistem akan melakukan kalkulasi tarif dan menarik saldo pengguna jalan tol melalui Cantas. Adapun seluruh investasi proyek ini senilai US$ 300 juta atau Rp 4,5 triliun dikeluarkan oleh investasi pemerintah Hungaria.