Pengembang: Mayoritas Warga yang Belum Punya Rumah Ada di Kota Besar
Real Estat Indonesia mendorong pemerintahan fokus pada penyediaan hunian di perkotaan untuk menekan angka kebutuhan atau backlog perumahan. REI mendata mayoritas lokasi backlog perumahan berasal dari wilayah perkotaan.
Wakil Ketua Umum REI Hari Ganie mencatat, angka backlog perumahan di wilayah perkotaan mencapai 7,5 juta unit. Angka tersebut setara dengan 75% dari total backlog perumahan pada akhir tahun lalu sejumlah 9,9 juta unit.
"Kalau pemenuhan backlog fokus ke lima kota besar di dalam negeri saja, sudah 80% dari backlog di perkotaan," kata Hari dalam Indonesia Katadata Policy Dialogue, Rabu (11/12).
Hari mencatat lima kota metropolitan yang dimaksud adalah Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar. Dengan kata lain, angka backlog di lima kota tersebut mencapai 6 juta unit.
Karena itu, Hari menyampaikan pihaknya akan fokus untuk memenuhi permintaan di wilayah perkotaan dengan hunian vertikal. Hari menilai penyelesaian backlog perumahan di perkotaan menjadi penting untuk memaksimalkan fenomena urbanisasi di dalam negeri.
Hari mengatakan, kontribusi urbanisasi ke perekonomian nasional saat ini hanya 1,4%. Angka tersebut tergolong rendah dibandingkan capaian negara lain antara 2,7% sampai 3,5%.
Oleh karena itu, ia berpendapat penyelesaian backlog di perkotaan akhirnya dapat mendukung target pertumbuhan ekonomi 8% hingga 2029. "Alhasil, pemerintah dapat membantu masyarakat berpenghasilan rendah dan mengentaskan kemiskinan," ujarnya.
Berdasarkan Sistem Informasi Kumpulan Pengembang, total ketersediaan rumah subsidi secara nasional mencapai 723,6 ribu unit per tanggal 30 Mei 2024. Sementara itu, angka kebutuhan rumah subsidi hanya 203,8 ribu orang.
Kelebihan pasokan ini juga tercatat di seluruh provinsi, kecuali DKI Jakarta. Per tanggal 30 Mei 2024 ketersediaan rumah subsidi di DKI Jakarta hanya 225 unit, sedangkan kebutuhannya 861 orang.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono sebelumnya mendorong pemerintahan selanjutnya untuk melakukan konsolidasi tanah di kawasan perkotaan. Langkah tersebut akan mempermudah pembangunan satu juta unit apartemen di perkotaan yang masuk dalam target tiga juga rumah di era Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Pemerintahan Prabowo menargetkan dapat membangun dua juta rumah tapak di wilayah pedesaan dan satu juta unit rumah di perkotaan akan berbentuk apartemen atau rumah susun.
"Pembangunan rusun menurut saya tidak harus hanya mencari tanah kosong, tapi bisa dengan konsolidasi tanah. Misalnya, beberapa perumahan di daerah Kemayoran, DKI Jakarta bisa dikonsolidasikan untuk menjadi apartemen," kata Basuki di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Selasa (8/10).