Menteri Erick akan Tingkatkan Keamanan Maskapai BUMN, Pasca Insiden Jeju Air

Andi M. Arief
2 Januari 2025, 16:51
boeing, bumn, maskapai, erick thohir
Dok. Boeing
Ilustrasi pesawat Boeing.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir akan melakukan efisiensi terhadap jenis pesawat untuk mengurangi biaya perawatan. Namun, ia belum daat memastikan jenis atau merek yang bakal dikurangi.

"Mengacu di beberapa negara, suatu maskapai yang memiliki pesawat dari banyak merek jadi lebih tidak efisien. Ini yang kami coba perbaiki," ucapnya di Kantor Kementeri BUMN, Jakarta, Kamis (2/1).

Selain efisiensi, Erick berencana meningkatkan kebugaran kru yang bertugas selama penerbangan. Terakhir, ia akan menggenjot kepatuhan semua bandar udara di dalam negeri terkait keamanan penerbangan.

Sejauh ini hanya ada dua bandara dengan tingkat kepatuhan yang tinggi, yakni Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. "Setiap bandara akan mengantisipasi beberapa hal luar biasa mengingat beberapa kecelakaan tahun lalu karena hal luar biasa, seperti udara dan keberadaan burung," katanya.

Ia mengatakan tidak berprasangka buruk terhadap Boeing. Hal ini ia sampaikan menanggapi data sembilan dari 19 kecelakaan pesawat sepanjang 2024 terjadi pada pesawat terbang buatan Amerika Serikat tersebut.

Tiga maskapai pelat merah, yaitu PT Garuda Indonesia Tbk, PT Pelita Air Service, dan PT Citilink Indonesia, memiliki 47 unit pesawat Boeing. Semuanya dikelola oleh Garuda.  Pesawat Boeing mendominasi operasional Garuda.

Sepanjang 2024, ada tujuh pesawat Boeing seri 737 yang mengalami kecelakaan. Lalu, dua pesawat Boeing lainnya yang terlibat dalam kecelakaan tahun lalu adalah B777-300ER dalam penerbangan Singapore Airlines rute Inggris-Singapura dan B747-400 dalam penerbangan Garuda Indonesia rute Makassar-Madinah.

Kecelakaan terparah terjadi pada 29 Desember lalu. Pesawat Boeing 737-800 Jeju Air mengalami masalah pendaratan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, dan menyebabkan 179 orang penumpang meninggal dunia. Hanya dua orang pramugari yang duduk di ekor pesawat yang berhasil selamat. 

Pesawat hancur total sehingga petugas kesulitan mengidentifikasi korban tewas. Kecelakaan itu diyakini terjadi ketika roda pendaratan pesawat tidak berfungsi dengan baik. Pesawat itu mendarat lalu menabrak dinding landasan pacu, yang memicu ledakan dan kebakaran hebat. 

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...