Mentan Tetapkan Harga Singkong, Daya Saing Industri Tepung Tapioka Terancam

Andi M. Arief
31 Januari 2025, 18:48
singkong, daya saing, petani
ANTARA FOTO/ Irwansyah Putra/tom.
Petani mitra Rumoh Pangan Aceh (RPA) memanen singkong mentega di Desa Angan, Darsuusalam, Aceh Besar, Aceh, Kamis (5/12/2024). Yayasan RPA membeli singkong mentega Rp7.000 per kilogram dari petani yang telah menjadi mitra untuk diolah menjadi makanan siap saji yang kemudian dibagikan kepada anak yatim, panti asuhan, dan rumah singgah.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menetapkan harga singkong yang dinikmati petani adalah Rp 1.350 per kilogram mulai hari ini, Jumat (31/1). Namun, pengamat menilai langkah ini akan menyulitkan industri tepung tapioka menyerap singkong lokal.

Amran menjelaskan, kebijakan harga ini didapatkan setelah menggelar mediasi antara Perkumpulan Petani Ubi Kayu Indonesia dan pelaku industri tepung tapioka. Ia menekankan, industri tepung tapioka wajib menyerap singkong lokal dan tidak boleh melakukan impor tanpa persetujuan pemerintah.

"Aku putuskan harga per hari ini, Rp1.350 per kilogram. Kalau ada yang melanggar atau melakukan impor tanpa izin, akan berhadapan dengan saya,” kata Amran dalam keterangan resmi, Jumat (31/1).

Amran mengaku, pihaknya belum menerbitkan peraturan resmi terkait ketentuan harga singkong. Namun, Amran mengatakan, telah menginstruksikan pembantunya untuk menyusun aturan turunan kebijakan tersebut dan segera melakukan pengawasan.

Ketua PPUKI Lampung Dasrul Aswin mengapresiasi penetapan harga serap wajib singkong tersebut. Sebab, Dasrul menilai harga serap oleh pabrikan tepung tapioka sejauh ini menjadi tantangan bagi para petani.

Karena itu, Dasrul berharap agar  pabrikan tepung tapioka mematuhi aturan harga wajib serap singkong tersebut. “Jangan sampai keputusan sudah dibuat, tetapi pelaku industri tidak mematuhinya. Ini jelas merugikan petani karena harga yang selama ini ada sangat kecil," kata Dasrul.

Badan Pusat  Statistik mendata volume impor singkong pada 11 bulan pertama tahun lalu melonjak lebih dari sembilan kali lipat secara tahunan menjadi 5.548 ton. Nilai impor singkong pada Januari-November 2024 tumbuh lebih lambat atau sebesar 609,11% menjadi US$ 1,65 juta atau sekitar Rp 26,76 miliar. Harga singkong impor turun 23,68% secara tahunan menjadi US$ 29 sen atau Rp 4.824 per kilogram.

Mayoritas atau 90,26% singkong impor pada Januari-November 2024 datang dari Vietnam yang mencapai 5.008 ton. Capaian tersebut merupakan yang tertinggi setidaknya selama lima tahun terakhir.

Volume impor tepung tapioka pada Januari-November 2024 mencetak rekor tertinggi sejak 2020 atau hingga 295.673 ton. Nilai tepung tapioka pada 11 bulan pertama tahun lalu mencapai US$ 160,2 juta. Dengan kata lain, tepung tapioka impor hanya dihargai US$ 54 sen atau Rp 8.748 per kg.

Mengancam Daya Saing Industri

Pengamat Pertanian Bayu Krisnamukthi mengatakan, lonjakan impor singkong pada tahun lalu tidak terlalu signifikan dibandingkan volume produksi nasional. Bayu memprediksi volume produksi singkong pada tahun lalu mendekati 20 juta ton.

Menurut dia, total volume impor singkong pada tahun lalu hanya 0,02% dari volume produksi di dalam negeri. Senada, volume impor tapioka pada Januari-November 2024 setara dengan 1,5 juta ton singkong atau tak mencapai 10% dari produksi nasional.

Bayu mengatakan, industri tepung tapioka saat ini membutuhkan bahan baku yang konsisten dalam segi mutu, ketersediaan, dan harga. Secara khusus, pemangku kepentingan harus memperhatikan kemampuan beli industri dalam penentuan harga dan kondisi pasar produk hilir.

Karena itu, Bayu menilai harga singkong yang cocok untuk industri tepung tapioka adalah antara Rp 1.000 sampai Rp 1.100 per kg. Hal tersebut dinilai penting agar tepung tapioka lokal memiliki daya saing dengan tepung tapioka impor.

"Jika harga tepung tapioka lokal ditarget Rp 8.000 per kg dan biaya olah Rp 1.500 per kg, harga singkong yang di atas Rp 1.100 per kg akan membuat industri tepung tapioka kesulitan," kata Bayu.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...