RI Cetak Surplus Perdagangan Terbesar dengan Amerika, Defisit dengan Cina


Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat surplus perdagangan pada Januari hingga Februari 2025 mencapai US$ 6,61 miliar. Hampir separuh dari surplus perdagangan dicatatkan dengan Amerika Serikat.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan surplus perdagangan pada dua bulan pertama tahun ini naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 3,78 miliar. Surplus perdagangan terutama ditopang oleh komoditas nonmigas mencapai US$ 9,76 miliar.
"Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan Amerika Serikat mencapai US$ 3,14 miliar." kata Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (17/3).
Ia menjelaskan, surplus perdagangan dengan Amerika Serikat, terutama didorong oleh komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya. Surplus juga dicatatkan pada komoditas pakaian dan aksesorisnya terutama rajutan dan alat pakaian.
Surplus perdagangan terbesar kedua dicatatkan Indonesia dengan India mencapai US$ 1,26 miliar. Surplus disumbang oleh komoditas bahan bakar mineral, terutama batu bara, serta lemak dan minyak hewan nabati, terutama minyak sawit dan besi serta baja.
Sedangkan surplus perdagangan terbesar dengan Filipina tercatat mencapai US$ 753,3 juta. Surplus disumbang oleh kendaraan dan bagiannya, bahan bakar mineral, serta lemak dan minyak hewan.
Cina Defisit Terdalam
Amalia juga mencatatkan tiga negara peyumbang defisit perdagangan terbesar Indonesia pada Januari-Februari 2025. Ketiganya yaitu Cina, Australia, dan Brasil.
Ia menjelaskan, defisit perdagangan dengan Cina menjadi yang terbesar mencapai US$ 1,75 miliar. “Komoditas penyumbang defisit terbesar pada periode Januari hingga Februari 2025 dengan Cina didorong oleh komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya,” kata Amalia.
Selain itu, menurut dia, komoditas utama pendorong defisit dengan Cina yaitu mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya. Lalu yang terakhir yakni kendaraan dan bagiannya
Defisit perdagangan terbesar kedua dicatatkan Indonesia dengan Australia mencapai US$ 428,6 juta, yang disumbangkan oleh bahan bakar mineral, serealia, serta bijih logam terak dan abu. Sedangkan defisit perdagangan dengan Brasil mencapai US$ 168,1 juta. “Kontribusikan oleh komoditas ampas dan sisa industri makanan, terutama untuk makan renang. Kedua kapas serta gula,” kata Amalia.