Meski Tak Sampai 20% di Kuartal I, Penyaluran KUR 2025 Optimis Tercapai

Andi M. Arief
15 April 2025, 15:43
kur, menteri ukm, umkm
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/YU
Perajin menyelesaikan pembuatan rangka kursi sofa di rumah produksi Kursi Bakpao, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (19/3/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Maman Abdurrahman, optimistis penyaluran Kredit Usaha Rakyat mencapai Rp 300 triliun hingga akhir tahun ini. Walau demikian, penyaluran KUR sepanjang kuartal pertama tahun ini baru mencapai Rp 57,51 triliun atau 19,17% dari target tahun ini.

Maman mencatat total debitur KUR pada Januari-Maret 2025 mencapai 1,01 juta unit. Menurutnya, penyaluran KUR kepada UMKM produktif mencapai Rp 33,86 triliun atau 58,87% dari intermediasi KUR selama tiga bulan pertama tahun ini.

"Kami siap mengejar target yang diamanahkan ke kementerian kami, yakni Rp 300 triliun hingga akhir tahun ini," kata Maman di kantornya, Selasa (15/4).

Otoritas Jasa Keuangan mendata total penyaluran kredit ke sektor UMKM naik 2,88% secara tahunan pada Januari 2025 menjadi Rp 1.490 triliun. Namun angka tersebut tercatat susut 1,02% dari capaian Desember 2024 senilai Rp 1,506 triliun.

OJK menemukan pertumbuhan intermediasi ke sektor UMKM melambat selama tiga tahun terakhir. Secara rinci, penyaluran kredit UMKM naik 10,47% secara tahunan pada 2022 menjadi Rp 1.348 triliun. Pertumbuhan tersebut melambat menjadi 3,94% secara tahunan pada tahun 2024.

Sementara itu, persentase kredit bermasalah atau NPL di sektor UMKM stabil di atas 4% atau senilai Rp 60,12 triliun pada Januari 2025.  OJK menemukan persentase NPL terbesar terjadi pada sektor jasa perorangan yang melayani rumah tangga atau hingga 100%.

OJK mencatat seluruh kredit sektor jasa perorangan yang melayani rumah tangga menjadi kredit bermasalah atau senilai Rp 3.470 triliun. Semntara itu, NPL terendah ada di sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial atau hanya Rp 142 triliun dengan jumlah NPL senilai Rp 290 miliar.

Pertumbuhan usaha kecil di Indonesia mencapai 83% pada tahun 2024. Angka pertumbuhan ini meningkat dibandingkan tahun 2023 sebesar 80%. Hal ini merupakan hasil pertumbuhan tertinggi sejak 2020.

Momentum positif ini diperkirakan akan semakin meningkat pada tahun 2025, dengan 87% usaha kecil diprediksi tumbuh. Momen ini menempatkan Indonesia di antara tiga pasar dengan pertumbuhan tertinggi dari 11 pasar yang disurvei yaitu Australia, Tiongkok, Hong Kong, India, Indonesia, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Taiwan, dan Vietnam.

Keyakinan terhadap perekonomian Indonesia tetap kuat dengan 76% usaha kecil memperkirakan ekonomi akan tumbuh, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata survei Asia-Pasifik yang hanya mencapai 67%.

"Usaha kecil Indonesia termasuk yang tumbuh paling cepat di kawasan ini," kata Ketua Komite Penasihat CPA Australia di Indonesia Hendro Lukman dalam keterangannya di Jakarta, Senin (14/4).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan