Selesai Tahun ini, Kementerian PU Gandeng 2 Konsultan Kaji Proyek MLFF
Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU) berencana menggandeng konsultan internasional untuk mengkaji ulang proyek Sistem pembayaran nontunai nirsentuh berbasis Multi Lane Free Flow atau MLFF. Secara rinci, tujuannya adalah perbaikan tata kelola MLFF di dalam negeri.
Menteri PU Dody Hanggodo menjelaskan kerja sama dengan konsultan internasional diperlukan lantaran proyek MLFF merupakan hasil kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Hungaria. Adapun, beberapa konsultan yang disinggung Dody adalah PricewaterhouseCoopers (PwC) dan Ernst & Young.
"Kami harapkan pengkajian ulang ini selesai secepatnya, mudah-mudahan tahun ini selesai. Saya juga bukan orang yang suka menunda pekerjaan," kata Dody di kantornya, Jumat (9/5).
Sebelumnya, Mantan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Miftachul Munir menyatakan implementasi MLFF tidak mungkin dilakukan pada paruh pertama tahun ini. Regulator belum dapat memastikan apakah MLFF dapat diterapkan pada 2025.
Munir menyampaikan setidaknya ada dua faktor yang harus diperbaiki sebelum penerapannya, yakni sinkronisasi Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dengan nomor polisi dan perilaku berkendara di dalam negeri. Munir menekankan perlu ada masa transisi sebelum penerapan MLFF secara penuh.
"Manfaat implementasi MLFF itu banyak, tapi kalau sekarang mudaratnya juga banyak. Masa kami mau nekat melaksanakan MLFF?" kata Munir di kantornya, Jakarta, Jumat (21/3).
Sistem MLFF membuat transaksi di gerbang tol dengan kartu uang elektronik diganti dengan aplikasi Cantas yang terhubung dengan dompet elektronik di gawai pengguna jalan tol. Sistem pemosisi global atau GPS dalam gawai pengguna jalan tol akan direkam oleh satelit dalam penentuan tarif.
Proyek MLFF dikerjakan oleh PT Roatex Indonesia Toll System atau RITS. Sistem yang ditawarkan RITS menggunakan teknologi sistem navigasi satelit global atau global navigation satellite system. Teknologi GNSS akan menentukan lokasi pengguna jalan tol bersamaan dengan proses map-matching di sistem utama RITS.
Saat kendaraan keluar tol dan proses map-matching berakhir, sistem akan melakukan kalkulasi tarif dan menarik saldo pengguna jalan tol melalui Cantas. Kalkulasi tarif akan dilakukan setelah mencocokkan nomor polisi di plat mobil dan identitas mobil.
Munir menyampaikan saat ini masih ada potensi pengguna jalan tidak membayar tarif tol dengan memanipulasi plat mobil dan nomor STNK. Karena itu, perlu ada waktu edukasi dan sosialisasi untuk mengubah perilaku pengguna jalan.
Ia masih menemukan kasus bajaj dan sepeda motor masuk ke jalan tol. Hal tersebut mungkin terjadi apabila sistem MLFF beroperasi penuh lantaran gardu tol akan diratakan di pintu masuk dan keluar tol. "Terus terang, penindakan terhadap pelanggar aturan jalan tol perlu regulasi sendiri kalau MLFF mau diterapkan," katanya.
