Di Tengah Kebijakan Tarif Trump, Indonesia Berencana Ekspansi Pasar ke Tunisia
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan Indonesia berencana ekspansi atau memperluas pasar ekspor ke Tunisia. Hal ini dilakukan di tengah penetapan tarif resiprokal kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
“Ke Tunisia. Tahun ini insyaallah ratifikasi,” kata Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti dalam acara Uganda Indonesia Bisnis Forum, Kamis (10/7).
Dia menyebut perluasan pasar luar negeri di tengah kondisi tarif Trump merupakan hal penting dan menjadi target utama negara. Tunisia merupakan sebuah negara yang terletak di wilayah Afrika Utara.
“Afrika merupakan area yang menurut saya masih banyak potensi yang belum tergali. Kami akan selalu mendorong agar bisa eksplorasi dan merealisasikan perdagangan yang baik di wilayah ini,” ujarnya.
Selain Tunisia, Dyah mengatakan Indonesia juga baru saja menyelesaikan kesepakatan ekspansi pasar di beberapa negara seperti Jepang dan Selandia Baru.
Dyah menyampaikan perluasan pasar merupakan satu dari tiga tujuan utama atau pilar yang dimiliki pihaknya saat ini. Dua pilar lainnya yakni melindungi perekonomian nasional dan membuat UMKM bisa lebih dikenal di dunia internasional.
Dia sebelumnya mengatakan perluasan akses pasar luar negeri menjadi arahan strategis Presiden RI Prabowo Subianto guna memperkuat posisi dagang Indonesia di tengah dinamika global.
"Arahan dari Presiden (Prabowo Subianto) juga kita berupaya untuk meningkatkan atau memperluas akses pasar luar negeri," katanya, dikutip dari Antara, Kamis (10/7).
Indonesia saat ini aktif menjajaki kerja sama perdagangan dengan Peru, Kanada, dan Tunisia melalui perjanjian ekonomi komprehensif yang membuka peluang ekspor lebih besar.
"Kita mempunyai beberapa perjanjian perdagangan yaitu misalnya Indonesia-Peru, CEPA atau Comprehensive Economic Partnership Agreement. Kita juga ada dengan Kanada, tadi Tunisia salah satunya," ucap Roro.
