Daya Beli Belum Pulih, Pasar Mobil Bekas Mulai Susut
PT Astra Digital Mobil atau OLX menyatakan, pelemahan ekonomi nasional turut menggerus pasar mobil bekas. Hal tersebut tercermin dari turunnya rata-rata pencarian mobil bekas di platform OLX.
Direktur OLX Agung Iskandar memaparkan, platformnya berkontribusi hingga 80% dari pencarian mobil bekas di dalam negeri. Menurutnya, total pencari mobil bekas di OLX hingga Agustus 2025 susut 13% secara tahunan menjadi 128.000 orang.
"Ini dampak dari keadaan makro di Indonesia, yakni pelemahan daya beli yang membuat jumlah orang yang mencari mobil bekas turun 13% secara tahunan," kata Agung dalam Astra Media Day, Selasa (23/9).
Walau demikian, Agung menemukan penjualan mobil bekas di OLX naik 25% secara tahunan selama delapan bulan pertama tahun ini menjadi 21.000 unit. Menurutnya, hal ini terjadi akibat tiga strategi perseroan dalam penjualan tahun ini.
Pertama, sertifikasi mobil bekas dan garansi penjualan satu tahun. Agung menilai, program tersebut memberikan konsumen rasa aman dalam membeli mobil bekas. Sebuah mobil harus melalui pemeriksaan di 188 titik untuk mendapatkan sertifikat tersebut.
Kedua, kemudahan layanan pengujian secara langsung atau test drive. Agung menjelaskan, pihaknya akan membawa mobil yang ingin dibeli ke lokasi dekat calon konsumen untuk melakukan test drive.
Ketiga, pemberian pelayanan perawatan secara gratis dan perpanjangan tenor cicilan. Agung mengatakan program tersebut dimungkinkan setelah OLX resmi bergabung dengan rantai pasok Grup Astra pada 2023.
Agung menjelaskan tenor maksimal pembelian mobil bekas secara kredit umumnya 5 tahun. Namun kerja sama dengan Astra Finance membuat tenor kredit pembelian mobil bekas melalui OLX diperpanjang menjadi 7 tahun.
"Selain itu kami mencoba memberikan keuntungan yang sama seperti mobil baru dengan fasilitas perawatan gratis. Mungkin perawatan yang diberikan tidak selengkap mobil baru, tapi fasilitas tersebut telah lebih baik dari sebelumnya," katanya.
Berdasarkan data Kemenperin, total penjualan mobil bekas pada satu dekade silam atau 2014 hanya mencapai 500.000 unit atau 29,27% dari total penjualan mobil. Namun, angka tersebut naik menjadi 1,4 juta unit atau 58,18% dari total penjualan mobil pada tahun lalu.
"Kenapa penjualan mobil belum meningkat selama paruh pertama 2024? Pertama adalah jurang antara daya beli masyarakat dan harga mobil," kata Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika di kantornya, Rabu (10/7).
Putu memaparkan, rata-rata harga mobil pada 2023 telah naik 20,96% selama 10 tahun terakhir menjadi Rp 255 juta. Pada periode yang sama, pendapatan rumah tangga per tahun hanya naik 31,57% menjadi Rp 225 juta.
Jurang antara pendapatan rumah tangga dan harga mobil melebar pada 10 tahun terakhir dai Rp 15 juta pada 2013 menjadi Rp 30 juta pada tahun lalu.
