Apindo Prediksi Target Prabowo Buka 19 Juta Lapangan Kerja Tidak Tercapai

Andi M. Arief
26 November 2025, 10:28
Pencari kerja mencari informasi di salah satu stan perusahaan pada pameran bursa kerja di Kiara Artha Park, Bandung, Jawa Barat, Rabu (19/11/2025). Pemerintah Kota Bandung melalui Disnakertrans Kota Bandung menggelar pameran bursa kerja yang menghadirkan
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/bar
Pencari kerja mencari informasi di salah satu stan perusahaan pada pameran bursa kerja di Kiara Artha Park, Bandung, Jawa Barat, Rabu (19/11/2025). Pemerintah Kota Bandung melalui Disnakertrans Kota Bandung menggelar pameran bursa kerja yang menghadirkan 3.551 lowongan kerja dalam negeri, 6.702 lowongan kerja luar negeri dari 42 perusahaan yang ditujukan untuk pemenuhan lapangan kerja profesional di Kota Bandung.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pelaku usaha pesimistis pemerintahan Prabowo bisa membuka 19 juta lapangan kerja. Pasalnya, Incremental Capital Output Ratio (ICOR) atau Rasio Keluaran Modal Tambahan Indonesia masih tinggi.

Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bob Azam mengatakan ICOR Indonesia masih di level 6,4 membuat dunia usaha pesimistis pemerintah dapat memenuhi janji penciptaan 19 juta lapangan kerja hingga 2029.

"Kalau ICOR Indonesia masih bertengger di posisi 6,4%, maka pertumbuhan ekonomi sebesar 8% tidak akan bisa membuka 19 juta lapangan kerja," kata Bob di kantornya, Selasa (25/11).

ICOR adalah indikator yang menunjukkan seberapa besar investasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan tambahan output (pertumbuhan ekonomi). Semakin tinggi ICOR, maka investasi kurang efisien karena butuh modal lebih besar untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi.

Bob mengatakan ICOR nasional harus turun setidaknya ke level 4,6 untuk membuka 19 juta lapangan kerja hingga 2029. Pemerintah dapat meraih target tersebut walaupun pertumbuhan ekonomi nasional hanya mencapai 7% jika ICOR nasional turun.

Menurut Bob, pembukaan maksimum lapangan kerja hanya dapat mencapai 2 juta orang per tahun jika ICOR masih di atas 6,0. Dengan kata lain, total pembukaan lapangan kerja pada pemerintahan Prabowo Subianto hanya dapat mencapai 10 juta orang jika tidak ada perubahan ICOR.

Ketua Bidang Perdagangan Apindo Anne Patricia Sutanto mengatakan penurunan ICOR pada akhirnya akan menarik investor asing untuk datang ke dalam negeri. Pada saat yang sama, penurunan ICOR akan memicu investor eksisting untuk melakukan ekspansi.

Anne menilai investor cenderung mempertimbangkan ICOR daripada upah minimum dalam berinvestasi. Menurutnya, beberapa hal yang dapat meningkatkan ICOR adalah deregulasi yang menyederhanakan izin usaha dan peningkatan produktivitas nasional.

Dia berargumen peningkatan produktivitas dapat menekan angka ICOR secara signifikan. Hal tersebut ditunjukkan dari besarnya minat investor asing ke negara di Asia Tenggara lain dengan produktivitas tinggi, seperti Vietnam dan Thailand.

Anne mencatat jam kerja maksimum di Vietnam adalah 48 jam dengan rata-rata upah minimum Rp 3,2 juta per bulan. Sementara itu, jam kerja maksimum nasional masih 40 jam dengan rata-rata upah minimum tahun ini sekitar Rp 3,3 juta per bulan.

Data terakhir pada 2023 menunjukkan ICOR Indonesia masih berada di level 6,3. Sedangkan Vietnam berada di 4,6. Adapun dalam satu dekade terakhir, ICOR Indonesia berada di rata-rata 6,8%.

"Bagi kami, penentuan upah minimum 2026 bukan masalah nilainya, tapi apakah produktivitas kita lebih tinggi dari negara lain untuk menarik investasi baru," katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...