Ratusan Ritel Kompak Beri Diskon 80%, Mal di Jakarta Diprediksi Raup Rp 15 T

Andi M. Arief
18 Desember 2025, 15:47
Pengunjung melihat pakaian yang dijual di pusat perbelanjaan di Jakarta, Rabu (30/7/2025). Badan Pusat Statistik (BPS) menilai fenomena “rojali” atau rombongan jarang beli belum tentu mencerminkan kemiskinan, namun tetap penting dipantau sebagai sinyal te
Katadata/Fauza Syahputra
Pengunjung melihat pakaian yang dijual di pusat perbelanjaan di Jakarta, Rabu (30/7/2025). Badan Pusat Statistik (BPS) menilai fenomena “rojali” atau rombongan jarang beli belum tentu mencerminkan kemiskinan, namun tetap penting dipantau sebagai sinyal tekanan ekonomi, terutama di kalangan masyarakat rentan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Diskon hingga 80% dalam program BINA Indonesia Great Sale 2025 diprediksi mendorong lonjakan belanja di Jabodetabek. Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia atau Hippindo memperkirakan nilai transaksi pusat perbelanjaan di wilayah tersebut mencapai Rp 15 triliun, atau hampir separuh dari target nasional.

Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah mencatat total mal di DKI Jakarta mencapai 100 unit. Sementara itu, mayoritas peritel yang beraktivitas di dalam mal memiliki kantor pusat di Kota Seribu Mall.

"Sebanyak 25% mall nasional ada di Jakarta. Berdasarkan pengertian kami, penjualan di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi dapat mendukung 40% sampai 50% dari target transaksi BINA IGS 2025 senilai Rp 30 triliun," kata Budihardjo di Mal Kota Kasablanka, Kamis (18/12).

Budihardjo menjelaskan program BINA IGS 2025 diikuti oleh 380 peritel yang beraktivitas dalam 412 mal di penjuru negeri. Total diskon yang diberikan dalam program tersebut mencapai 80% dan mencapai lebih dari 90% untuk wisatawan mancanegara.

Dia mengatakan tujuan utama BINA IGS 2025 adalah menahan masyarakat yang umumnya berbelanja di luar negeri pada akhir tahun dengan program diskon. Pada saat yang sama, program tersebut dinilai dapat meningkatkan pengeluaran wisman di dalam negeri pada akhir tahun.

Kementerian Pariwisata mendata pengeluaran wisman per kapita hingga kuartal ketiga tahun ini mencapai US$ 1.297 per orang. Angka tersebut diperkirakan dapat menyentuh US$ 2.000 per wisman dengan program BINA IGS 2025.

Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia atau APPBI mengakui persebaran pusat perbelanjaan tidak merat di dalam negeri. Hal tersebut tercermin dari jumlah mal di Pulau Jawa dan Bali yang mencapai 250 unit atau 60% dari total pusat perbelanjaan nasional.

"Pemerataan titik pusat perbelanjaan sangat bergantung dengan jumlah penduduk. Jadi, wajar saja jumlah mal mayoritas di Pulau Jawa karena penduduk terbesar ada di Pulau Jawa," kata Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja.

Pembangunan Mal Baru

Alphonzus mengatakan beberapa pemerintah daerah mulai berminat membangun pusat perbelanjaan, khususnya kabupaten/kota yang tidak masuk kategori metropolitan. Salah satu pemerintah daerah yang baru membuka pusat perbelanjaan pada akhir tahun ini adalah Kabupaten Kutai Kartanegara, yakni Pasar Modern Tenggarong.

Alphonzus menyampaikan alasan utama pembangunan mal bagi pemerintah daerah adalah meningkatkan perekonomian daerah. Sebab, masyarakat yang tidak memiliki mal umumnya harus mengunjungi daerah tetangga untuk berbelanja.

Dia mencatat akan ada enam mal baru di daerah non metropolitan pada tahun depan. Namun Alphonzus masih enggan mengumumkan daerah mana saja tempat pembangunan mal baru tersebut.

"Daerah yang paling maju dalam pembangunan mal sejauh ini adalah Sulawesi, diikuti Kalimantan dan daerah timur Indonesia. Keberadaan Mal akan sangat membantu perekonomian daerah karena akan membuka lapangan kerja baru. Saya kira itu alasan utama membangun mal untuk pemerintah daerah," katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...