Menelusuri Asal Teori Konspirasi 5G dan Corona, Serta Kebenarannya

Martha Ruth Thertina
7 April 2020, 22:35
corona, 5G, virus corona, teori konspirasi, Bill Gates, teknologi 5g
ANTARA FOTO/REUTERS/JASON LEE
Seorang insinyur berdiri di bawah stasiun pangkalan antena 5G dalam sistem uji lapangan SG178 Huawei yang hampir membentuk bola di Pusat Manufaktur Songshan Lake di Dongguan, provinsi Guangdong, China, Kamis (30/5/2019).

Ini artinya, jika argumentasi para pembuat teori tentang 5G dan corona benar semestinya kita sudah merasakan dampak dari sinyal-sinyal tersebut bertahun-tahun lalu. Namun, hal itu tidak terjadi.

(Baca: Perbankan di Bawah Bayang-bayang Krisis Imbas Pandemi Corona)

Sejauh ini, belum ada bukti keterkaitan negatif radiasi non-ionizing dengan kesehatan manusia. Dalam situsnya, organisasi kesehatan internasional -- Center for Disease Control and Prevention dan World Health Organization -- menyatakan studi-studi yang tengah berlangsung belum bisa menjelaskan secara terang tentang keterkaitan tersebut.

Sedangkan peringatan-peringatan kesehatan yang disampaikan WHO seluruhnya terkait dengan kemungkinan menyebabkan kanker setelah penggunaan selama bertahun-tahun, bahkan berdekade-dekade, bukan hitungan satu dua bulan.

Adapun seiring meningkatnya sorotan akan implikasi kesehatan dari 5G, lembaga independen yang mengawasi radiasi, Internasional Commission on Non‐Ionizing Radiation Protection (ICNIRP), telah membuat panduan baru untuk memproteksi manusia dari efek negatif gelombang radio.

“Panduan ini menyediakan proteksi terhadap seluruh efek kesehatan substansial yang disebabkan oleh paparan terhadap gelombang elektromagnetik pada rentang 100 kHz hingga 300 GHz,” demikian tertulis dalam siaran pers ICNIRP, Maret lalu.

Lembaga tersebut menyatakan panduan baru ini dikembangkan setelah melakukan kajian menyeluruh terhadap literatur ilmiah yang relevan, workshop ilmiah, dan proses konsultasi publik.

(Baca: Ragam Jenis Masker dan Keandalan Menahan Partikel saat Musim Corona)

Sejauh ini, sebanyak 30-an negara mulai mengadopsi 5G. Masih banyak negara termasuk Iran, yang memiliki catatan kasus infeksi corona yang tinggi, belum mengadopsi 5G. Fakta ini pun menggugurkan/melemahkan teori yang menyebut bahwa virus corona adalah virus fiktif yang dibuat untuk menutupi dampak negatif 5G. Atau, 5G mempercepat penyebaran corona.

Lalu, bagaimana dengan dugaan bahwa Bill Gates berada di balik penyebaran virus corona? Dugaan tersebut di antaranya muncul lantaran yayasan Gates yaitu Bill and Melinda Gates Foundation, memiliki keterkaitan dengan Pillbright Institute. Lembaga ini mengajukan paten untuk virus corona pada 2015.

Namun, dikutip dari Full Fact, paten tersebut bukan untuk virus corona yang menyebabkan Covid-19. Virus corona memiliki banyak jenis dan panten ini untuk avian infectious bronchitis virus (IBV) yang lebih lemah dari virus corona yang menyebabkan pandemi saat ini.

Lembaga tersebut mengajukan paten untuk bisa membuat vaksin terkait guna melawan penyakit pada burung dan hewan lainnya. Adapun Bill and Melinda Gates Foundation merupakan salah satu yang memberikan pendanaan untuk Pillbright, namun bukan untuk paten ini.

(Baca: Peneliti AS Sebut Virus Corona Merupakan Mutasi, Bukan Buatan Manusia)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...