AS Mulai Uji Coba Obat Virus Corona ke Pasien

Agustiyanti
27 Februari 2020, 14:43
as, virus corona, obat virus corona, remdesivir
ANTARA FOTO/REUTERS/Tingshu Wang
Ilustrasi. Jumlah kasus infeksi virus corona di AS naik menjadi 60 orang.

Amerika Serikat memulai percobaan klinis guna menguji keamanan dan efektivitas obat antivirus remdesivir pada pasien terinfeksi virus corona. Pasien pertama adalah orang Amerika yang dievakuasi dari Kapal Pesier Diamond Princess.

Hingga kini, belum ada obat ataupun vaksin yang menginveksi lebih dari 82 ribu orang dan membunuh lebih dari 2.800 orang di seluruh dunia.

Pengujian obat ini kepada pasien dilakukan pada Selasa (27/2) di Pusat Medis Universitas Nebraska, Omaha.

Direktur Pusat Nasional Imunisasi dan Penyakit Penafasan CDC Nancy Messioner memperkirakan virus corona berpotensi menyebar di AS. Masyarakat pun diminta bekerja sama untuk mempersiapkan diri dengan kondisi yang mungkin memburuk.

Presiden AS Donald Trump memberikan tugas kepada Wakil Presiden Mike Pence untuk mengawasi masalah penyebaran virus corona ini.

"Kami akan melakukan apapun yang dapat dilakukan, tetapi kami rasa sudah melakukan yang terbaik untuk membuat penyebaran virus seminimal mungkin," kata dia.

(Baca: Pemerintah akan Evakuasi WNI Awak Diamond Princess pakai Pesawat )

Saat ini tidak ada obat khusus yang disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS untuk mengobati virus corona baru. Tanpa satu pun, seorang dokter penyakit menular mengatakan, tingkat kematian akibat virus corona di AS akan sama seperti yang terjadi di Tiongkok.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok telah menghitung tingkat kematian pada kasus sekitar 2% untuk virus corona baru. Artinya, sekitar 2% dari mereka yang diketahui terinfeksi virus tersebut telah meninggal.

Angka ini lebih tinggi dari influenza, yaitu sekitar 0,1%, tetapi jauh lebih rendah daripada sindrom pernafasan akut yang parah atau SARS sebesar 9,6% dan MERS sebesar 35%.

"Saya pikir kita akan mmengalami sesuatu yang serupa dengan itu karena kita tidak memiliki obat antivirus," kata Dr. Anthony Fauci.

(Baca: Corona dan Empat Risiko Lain yang Mengancam Ekonomi Global)

Remdesivir sebelumnya diuji pada manusia untuk Ebola dan pada hewan untuk MERS dan SARS.

Saat ini juga ada uji klinis remdesivir yang terjadi di Tiongkok dan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular mengembangkan penelitian saat ini untuk mencocokkan uji coba itu.

Peserta dalam kelompok pengobatan AS akan menerima 200 miligram remdesivir secara intravena atau disuntikkan langsung dalam pembuluh darah vena. Mereka akan menerima 100 miligram lagi dan dirawat di rumah sakit selama 10 hari.

Adapun kelompok plasebo akan menerima solusi yang menyerupai remdesivir tetapi hanya mengandung bahan yang tidak aktif.

Jumlah kasus virus corona di AS naik menjadi 60 orang. Setidaknya 42 kasus berasal dari mantan penumpang kapal pesiar Diamond Princess, yang merupakan lokasi wabah dan karantina baru-baru ini. Sementara kasus lainnya terjadi akibat kunjungan warga AS ke Wuhan, Tiongkok. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...