Efektif Lawan SARS dan MERS, Uji Klinis Antivirus Corona Dimulai
Pendaftaran untuk uji coba klinis terhadap obat antivirus corona, remdesivir, telah disetujui. Sejumlah pasien yang terinfeksi virus corona (2019-nCov) akan mulai mengonsumsi antivirus tersebut mulai hari ini (6/2).
Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Komisi Kesehatan Nasional, dan Badan Administrasi Produk Medis Nasional Tiongkok mendukung uji klinik antivirus corona yang diajukan oleh Gilead Sciences Inc., perusahaan bioteknologi Amerika Serikat (AS).
Kepala Program Uji Klinis Remdesivir, Cao Bin, mengatakan obat itu menunjukkan aktivitas antivirus yang baik terhadap virus corona penyebab severe acute respiratory syndrome (SARS) dan middle east respiratory syndrome (MERS). Eksperimen di laboratorium dilakukan terhadap sel dan binatang.
Uji klinis remdesivir terhadap infeksi Ebola telah dilakukan di luar negeri. "Dalam riset domestik, obat ini juga menunjukkan aktivitas antivirus yang bagus terhadap virus corona di level sel," kata Cao di RS Wuhan Jinyintan, Wuhan seperti dikutip Kantor Berita Xinhua, Rabu (5/2).
(Baca: Tiongkok Ajukan Hak Paten untuk Obat Antivirus Corona)
Sebanyak 761 pasien telah terdaftar dalam uji klinis yang akan mengadopsi metode studi randomisasi, double blind, dan kontrol plasebo itu. Uji klinis remdesivir dipimpin oleh China-Japan Friendship Hospital dan Institute of Materia Medica yang berada di bawah pengawasan Akademi Ilmu-ilmu Pengetahuan Medis Tiongkok (CAMS).
Uji klinis akan dilakukan di beberapa rumah sakit di Wuhan, salah satunya adalah RS Wuhan Jinyintan. "Banyak pihak berharap pada obat tersebut. Namun, efektivitasnya harus terbukti dalam uji klinis," ujar Presiden CAMS Wang Chen.
(Baca: Virus Corona Bisa Memicu Krisis Ekonomi Global)
Sebelumnya, Tiongkok mengajukan hak paten untuk menggunakan obat yang diyakini dapat memerangi infeksi virus corona, yakni remdesivir. Menurut pernyataan yang dimuat di situs Institut Virologi di Wuhan, Tiongkok, pengajuan paten untuk obat itu dilakukan sejak 21 Januari 2020.
Para ilmuwan menemukan bahwa kombinasi remdesivir dan chloroquine sangat efektif dampaknya ketika diuji coba ke virus corona baru (2019-nCov) di laboratorium. Laporan para ilmuwan tersebut diterbitkan di jurnal Cell Research, Selasa (4/2). Otoritas Tiongkok pun mendesak Gilead untuk segera mengujicobakan antivirus tersebut kepada pasien virus corona.
(Baca: Ada Virus Corona, Bagaimana Nasib Pertumbuhan Ekonomi RI Tahun Ini?)