WHO: Gelombang Pertama Corona Belum Usai, Puncak Kedua Mungkin Terjadi
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memperingatkan negara-negara dengan penurunan kasus infeksi virus corona masih dapat menghadapi 'puncak kedua' jika mereka terlalu cepat mengambil tiindakan untuk melonggarkan upaya untuk menahan penyebaran virus corona.
"Dunia masih berada di tengah-tengah gelombang pertama penyebaran virus corona. Kita masih dalam fase di mana wabah ini belum berakhir," ujar Direktur Eksekutif Program Darurat WHO Mike Ryan dikutip dari Reuters, Selasa (26/5).
WHO mencatat kasus virus corona masih meningkat di Amerika Tengah dan Selatan, Asia Selatan, dan Afrika, meski banyak negara kini mencatatkan penurunan kasus.
(Baca: Jumlah Positif Covid-19 di RI Tambah 479 Orang, Total 22.750 Kasus)
Menurut dia, epidemi sering muncul dalam beberapa gelombang. Ini berarti wabah bisa kembali meningkat di lokasi-lokasi yang sudah mulai mencatatkan penurunan kasus. Selain itu, terdapat pula kemungkinan jumlah kasus melonjak lebih cepat jika langkah-langkah untuk menghentikan gelombang pertama penyebaran virus corona dilonggarkan terlalu cepat.
"Ketika kita bicara tentang gelombang kedua, apa yang dimaksud sebenaranya adalah gelombang pertama yang mungkin dapat kambuh berbulan-bulan kemudian. Ini mungkin akan terlihat di banyak negara dalam waktu beberapa bulan," kata dia.
Ia menekankan fakta bahwa jumlah kasus Covid-19 dapat melonjak kapan saja di negara-negara yang kini tengah mencatatkan tren penurunan jumlah kasus. "Kita tidak dapat membuat asumsi hanya karena terjadi tren penurunan kasus, kita memiliki waktu untuk bersiap jika terjadi gelombang kedua. Sangat mungkin terjadi puncak kedua dalam gelombang pertama ini," kata dia.
(Baca: Virus Corona Lebih Berbahaya Bagi Perokok, Ini Penjelasan Dokter)
Negara-negara Eropa dan Amerika bagian utara dinilai tetap harus menempatkan kesehatan masyarakat, langkah-langkah pembatasan sosial, pengawasan, pengujian, dan strategi yang komprehensif untuk tetap memutus rantai penyebaran virus corona. Jika tidak, ia khawatir 'puncak kedua' kasus virus corona akan terjadi.
Banyak negara Eropa dan negara-negara bagian AS kini telah mengambil langkah-langkah pelonggaran lockdown untuk memulihkan kembali perekonomian yang rusak.
Jumlah kasus virus corona di seluruh dunia kini mencapai 5,5 juta. Covid-19 telah membunuh hampir 350 ribu orang, sementara lebih dari 2 juta orang telah sembuh dari virus ini.