PM Malaysia Muhyiddin Mundur, Siapa Calon Kuat Penggantinya?

Image title
Oleh Maesaroh
17 Agustus 2021, 08:55
Covid-19, Malaysia
ANTARA FOTO/REUTERS/Lim Huey Teng/hp/cfo
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin tiba di National Palace untuk pertemuan dengan raja di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (16/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Lim Huey Teng/hp/cfo

Muhyiddin Yassin akhirnya mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia pada Senin (16/8) dan mengakhiri periode 17 bulan pemerintahannya yang penuh gejolak. Sejumlah nama politikus disebut-sebut memiliki kans kuat untuk menggantikannya.

Seperti diberitakan Channel News Asia, Muhyiddin resmi turun dari jabatan PM setelah surat pengunduran dirinya diterima Raja Malaysia, Sultan Abdullah Ahmad Shah. Kendati demikian, Muhyiddin tetap bertugas sebagai caretaker PM sampai negara tersebut memiliki perdana menteri yang sah lewat pemilihan umum.

Seperti diketahui, Malaysia merupakan monarki konstitusional dan Raja memiliki kekuatan yang sah untuk menunjuk seseorang sebagai perdana menteri sementara ataupun seorang anggota parlemen yang Raja yakini bisa memimpin mayorita parlemen negara tersebut.

Namun, kondisi pandemi Covid-19 menyulitkan Malaysia untuk menggelar pemilu secepatnya. Pemilihan umum kemungkinan besar baru akan terlaksana pada 2023 mendatang. Kendati demikian, sejumlah nama tetap muncul sebagai calon terkuat pengganti Muhyiddin.

"Secara realistis, Dr Mahathir Mohamad adalah pilihan terbaik karena dia memiliki determinasi (untuk memimpin pemerintahan) dan sepertinya dia bisa memimpin mayoritas (parlemen. Nama Anwar Ibrahim dan Shafie Apdal juga bisa masuk kandidat," ujar pengamat dari Singapore Institute Dr Oh Ei Sun, seperti dikutip Channel News Asia.

Mahathir yang sekarang memimpin Parti Pejuang Tanah Air dikenal luas sebagai PM terlama yang pernah memegang Malaysia. Sementara itu, Anwar Ibrahim adalah pemimpin Parti Keadilan Rakyatdan Shafie mengetuai Parti Warisan yang berbasis di wilayah Sabah.

Dr Ahmad Fauzi Abdul Hamid, profesor ilmu politik dari Universiti Sains Malaysia, mengatakan Tengku Razaleigh Hamzah memiliki pengalaman dan track record yang bagus sebagai kandidat perdana menteri. Tengku adalah anggota keluarga kerajaan Kelantan yang pernah menjabat sebagai menteri keuangan di bawah PM Tun Hussein Onn dan Mahathir. Tengku juga berpengalaman selama 47 tahun sebagai anggota parlemen Malaysia.

"Jika Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) UMNO menguasai pemerintahan, Tengku Razaleigh menjadi kandidat bagus sebagai PM karena track recordnya yang besih, tidak pernah memiliki lawan politik serta sudah vakum dari pemerintahan selama 30 tahun," ujar Ahmad Fauzi.

Ahmad menambahkan kandidat lain yang bisa dipertimbangkan adalah mantan PM Tun Hussein Onn dan Abdullah Ahmad Badawi. Kandidat lain yang  banyak dibicarakan adalah Ismail Sabri Yaakob yang saat ini menjabat wakil perdana menteri. Ismail adalah salah satu menteri yang menangani langsung pandemi Covid-19. Dia diyakini akan didukung oleh mayoritas parlemen pimpinan koalisi Muhyiddin yang berjumlah sekitar 100 parlemen. Kendati demikian, dia diragukan untuk mendapatkan dukungan dari UMNO.

Karier Politik Muhyiddin

Muhyiddin merupakan PM Malaysia ke delapan merupakan perdana menteri dengan jabatan tersingkat di negeri jiran tersebut. Politikus kelahiran Johor, 15 Mei 1947, itu dilantik sebagai perdana menteri pada 1 Maret 2020. Dia terpilih sebagai PM Malaysia setelah pemerintahan yang dipimpin Mahathir runtuh.
Sebelum menjadi orang nomor satu di Malaysia, Muhyiddin sudah malah melintang di pemerintahan, di antaranya pernah menjabat sebagai menteri dalam negeri, wakil perdana menteri, menteri perdagangan dalam negeri untuk konsumen, menteri pemuda dan olah raga, menteri pertanian dan industri berbasis agro, serta menteri perdagangan internasional dan industri.

Karier politik Muhyiddin dimulai saat dia bergabung di Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) di Pagoh pada 1971. Karir politiknya terus menanjak hingga dia terpilih sebagai Ketua Pemuda UMNO Johor pada 1987. Pada tahun 2016, dia memilih keluar dari UMNO dan bersama Mahathir Mohamad membentuk partai baru bernama Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM)
Sejak dilantik sebagai PM, kritikan terus datang kepada Muhyiddin, terutama dari kelompok oposisi yang dipimpin Anwar Ibrahim. Kebijakan penanganan Covid-19 yang dipilih Muhyiddin dianggap gagal meredam pandemi, termasuk kebijakan penguncian wilayah (lockdown). Puncaknya, dia berselisih dengan Raja Malaysia, Sultan Abdullah, terkait pemberlakuan status darurat nasional Covid-19.

Seperti halnya Indonesia, Malaysia masih berjuang keras untuk meredam pandemi menyusul masih tingginya kasus positif Covid-19 dan angka kematian . Malaysia yang berpopulasi sekitar 32 juta, sudah melaporkan adanya kasus positif sebanyak 1.404.899, hingga akhir pekan lalu. Pada Jumat (13/8), Malaysia melaporkan jumlah kasus baru sebanyak 21.468.

Mundurnya Muhyiddin menambah panjang konflik politik di pemerintahan Malaysia mulai dari Mahathir, Anwar Ibrahim, hingga jatuhnya PM Najib Razak.

Dalam pidato setelah pengunduran diri, M Yassin mengatakan asalan dia mengundurkan dri adalah karena kehilangan dukungan mayoritas di parlemen. Jabatan sebagai caretaker akan membatasi wewenang Muhyiddin. Namun, implikasi besar akan ada pada perancangan anggaran Malaysia, Supply Bill, yang akan dibahas pada kuartal IV tahun ini.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...