Gempa Jepang: PLTN Fukushima Tidak Keluarkan Radiasi

Aryo Widhy Wicaksono
17 Maret 2022, 11:42
Foto udara memperlihatkan tangki penyimpanan untuk air olahan di pembangkit tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang lumpuh akibat tsunami di kota Okuma, prefektur Fukushima, Jepang, 13 Februari 2021, dalam foto yang diambil oleh Kyodo. Foto diambil tanggal 1
ANTARA FOTO/REUTERS/Kyodo//hp/cf
Foto udara memperlihatkan tangki penyimpanan untuk air olahan di pembangkit tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang lumpuh akibat tsunami di kota Okuma, prefektur Fukushima, Jepang, 13 Februari 2021, dalam foto yang diambil oleh Kyodo. Foto diambil tanggal 13 Februari 2021.

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,3 mengguncang kawasan perairan timur laut Jepang pada Rabu (16/3) malam. Menurut Badan Meteorologi Jepang (JMA), titik gempa berpusat di kedalaman 60 kilometer di bawah permukaan laut dengan jarak 57 kilometer dari pesisir pantai.

Titik ini merupakan kawasan yang sama dengan gempa besar yang mengguncang 11 tahun, hingga menyebabkan kerusakan pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima.

Sesaat setelah terjadinya guncangan, JMA juga menerbitkan peringatan tsunami setinggi 1 meter, yang kini telah dicabut. Media penyiaran Jepang, NHK, melaporkan gelombang tsunami sempat terjadi setinggi 30 sentimeter di Dermaga Ishinomaki, Prefektur Miyagi.

Sejauh ini otoritas Jepang mencatat tiga orang tewas dan sedikitnya 170 warga terluka.

Sementara mengenai kondisi PLTN Fukushima, Tokyo Electric Power Company (Tepco) melaporkan tidak ada masalah besar atau kelainan pada PLTN Fukushima Daiichi. Meski pompa air di kolam penyimpanan berhenti bekerja untuk sementara waktu, tetapi tidak ada perubahan tingkat radiasi.

Mengenai kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) di kawasan tersebut, Kedutaan Besar RI di Tokyo menyatakan tidak ada yang menjadi korban dalam peristiwa gempa bumi.

"KBRI telah melakukan komunikasi dengan simpul-simpul masyarakat di wilayah terdampak dan belum terdapat WNI yang terluka atau terdampak gempa. Hanya beberapa yang terdampak pemadaman listrik," kata KBRI Tokyo dikutip dari Antara, Kamis (17/3).

Berdasarkan data KBRI Tokyo, jumlah WNI di Jepang sekitar 67 ribu orang. Dari jumlah tersebut, terdapat 984 WNI tinggal di Miyagi, dan 540 WNI di Fukushima. Kedua prefektur yang berlokasi paling dekat dengan episentrum gempa.

Dilansir dari BBC internasional, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan, pemerintah masih berusaha untuk menilai tingkat kerusakan, dan pihak berwenang menyebut layanan darurat telah dibanjiri dengan panggilan telepon. 

NHK juga menyebutkan ratusan warga di pesisir Fukushima dan Miyagi mengungsi ke tempat perlindungan. Selain itu, terjadi gangguan aliran listrik yang mengakibatkan pemadaman terhadap sekitar dua juta rumah tangga dan layanan kereta.

East Japan Railway, perusahaan pengelola kereta Shinkansen, juga melaporkan adanya kereta cepat yang tergelincir keluar jalur di antara stasiun Fukushima dan Shiroishizao. Akan tetapi, 75 penumpang dan tiga kru dinyatakan selamat tanpa terluka.

Reporter: Aryo Widhy Wicaksono

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...