Indonesia Kecam Kekerasan Terhadap Warga Palestina di Masjid Al Aqsa
Pemerintah Indonesia mengecam keras aksi kekerasan bersenjata aparat keamanan Israel terhadap warga Palestina di Masjid Al Aqsa yang memakan korban jiwa dan luka-luka pada pada Jumat (15/4) kemarin.
Pernyataan tersebut disampaikan Kementerian Luar Negeri RI melalui akun Twitter pada Sabtu (16/4).
"Tindakan kekerasan terhadap warga sipil tersebut tidak dapat dibenarkan dan harus segera dihentikan, apalagi dilakukan di tempat ibadah Masjid Al Aqsa di bulan suci Ramadhan," ungkap Kementerian Luar Negeri.
Sebanyak 158 warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan polisi anti-huru hara Israel di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur pada Jumat. Ini menimbulkan kekhawatiran kembali terjadi konflik yang lebih luas.
Pengelola masjid mengatakan, polisi Israel menyerbu sebelum fajar pada Jumat, ketika ribuan jemaah berkumpul di masjid untuk salat subuh. Video yang beredar di media sosial menunjukkan, warga Palestina melempar batu dan polisi menembakkan gas air mata dan granat kejut. Sedangkan jemaah lainnya terlihat membuat barikade di dalam masjid dan terkena gas air mata.
Sedangkan jemaah lainnya terlihat membuat barikade di dalam masjid dan terkena gas air mata.
Juru bicara Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan, pemerintah Israel tengah berupaya memulihkan keadaan.
“Di samping itu, kami sedang mempersiapkan skenario apa pun dan pasukan keamanan siap untuk tugas apa pun," kata dia melalui Twitter.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Kamis (14/4) juga menyerukan agar dunia turut melindungi rakyat Palestina di tengah meningkatnya eskalasi ketegangan di Tepi Barat.
Kantor berita resmi Palestina (WAFA) menyebut, Abbas menyampaikan seruan itu saat rapat dengan perwakilan khusus Uni Eropa untuk proses perdamaian Timur Tengah Sven Koopmans.Abbas telah mengkaji serangan berkelanjutan Israel terhadap rakyat Palestina. Dia menyebut eskalasi ketegangan tak bisa dibendung.
Ketegangan antara Israel dan Palestina kian meningkat di Tepi Barat dan Yerusalem Timur selama tiga pekan belakangan, terutama selama bulan suci Ramadhan ini.