Cina Tambah Kapasitas ICU RS usai Longgarkan Pembatasan Covid-19
Pemerintah Cina meningkatkan kapasitas rumah sakit, termasuk unit perawatan intensif atau ICU seiring keputusan untuk melonggarkan pembatasan Covid-19. Pembatasan selama ini membuat jutaan orang terkurung di rumah mereka, pertumbuhan ekonomi merosot, hingga memicu protes.
Pemerintah Presiden Xi Jinping secara resmi berkomitmen untuk menghentikan penularan virus, satu-satunya negara besar yang masih berupaya mengendalikan kasus. Namun, langkah terbaru menunjukkan, Partai Komunis yang berkuasa akan menoleransi lebih banyak kasus tanpa karantina atau menutup perjalanan atau bisnis karena menghentikan strategi nol kasus Covid-19.
Mengutip CNBC, media pemerintah Cina menyebutkan bahwa rapat Kabinet pada Kamis (19/12) telah menyerukan "mobilisasi penuh" rumah sakit, termasuk menambah staf untuk memastikan kesiapan rumah sakit dan meningkatkan pasokan obat. Pejabat diminta untuk melacak kesehatan semua orang di daerah mereka yang berusia 65 tahun ke atas.
Tidak jelas berapa banyak jumlah infeksi yang meningkat sejak Beijing pekan lalu mengakhiri pengujian wajib sesering sekali sehari di banyak daerah. Namun, wawancara dan akun media sosial mengatakan ada wabah di perkantoran dan sekolah di seluruh negeri. Beberapa restoran dan bisnis lainnya tutup karena terlalu banyak karyawan yang sakit.
Situs pengujian virus di lingkungan Runfeng Shuishang Beijing bahkan ditutup karena semua karyawannya terinfeksi.
Jumlah kasus resmi turun, tetapi itu tidak lagi mencakup sebagian besar populasi setelah pengujian wajib berakhir pada Rabu (8/12) di banyak daerah. Itu adalah bagian dari perubahan dramatis yang mengonfirmasi bahwa Beijing mencoba secara bertahap untuk bergabung dengan Amerika Serikat dan pemerintah lain yang mengakhiri perjalanan dan pembatasan lainnya serta mencoba hidup dengan virus.
Pemerintah Cina pada Minggu (11/12) melaporkan 10.815 kasus baru, termasuk 8.477 tanpa gejala. Jumlah kasus tersebut mencakup seperempat dari puncak harian pekan sebelumnya yang mencapai di atas 40.000. Namun, jumlah itu hanya mewakili orang yang dites setelah dirawat di rumah sakit atau untuk pekerjaan di sekolah dan situs berisiko tinggi lainnya.
Mengutip media lokl The Paper, Seorang pejabat komisi kesehatan Provinsi Shaanxi Yun Chunfu menyebut, pihaknya telah menyisihkan 22.000 tempat tidur rumah sakit untuk Covid-19 dan siap meningkatkan kapasitas perawatan intensifnya hingga 20% dengan mengubah tempat tidur lain. Yun mengatakan kota-kota mempercepat peningkatan kapasitas rumah sakit untuk pasien yang sakit kritis.
“Setiap kota diharuskan menunjuk rumah sakit untuk meningkatkan kekuatan komprehensif dan tingkat perawatan yang tinggi” untuk kasus Covid-19, kata Yu seperti dikutip pada konferensi pers.
Drektur umum Biro Administrasi Medis Komisi Kesehatan Nasional Jiao Yahui mengatakan, Cina memiliki 138.000 tempat tidur perawatan intensif. Namun, jumlah itu masih kurang dari satu untuk setiap 10.000 orang.
Sumber daya kesehatan juga didistribusikan secara tidak merata. Tempat tidur rumah sakit terkonsentrasi di Beijing, Shanghai, dan kota-kota lain di pantai timur yang makmur.
Pernyataan Rapat Kabinet pada Kamis menekankan kepada para pejabat untuk memastikan daerah pedesaan memiliki akses untuk perawatan dan obat-obatan.
Kontrol Cina selama ini menjaga tingkat infeksi tetap rendah tetapi menghancurkan pertumbuhan ekonomi yang sudah lemah dan memicu keluhan tentang meningkatnya biaya kemanusiaan. Jumlah kematian resmi akibat Covid-19 di Cina selama ini adalah 5.235, jauh lebih rendah dibandingkan dengan 1,1 juta di Amerika Serikat.
Jumlah total kasus resmi Cina sebesar 363.072 naik hampir 50% dari level 1 Oktober setelah wabah merebak di seluruh negeri.
Adapun protes meletus pada 25 November setelah 10 orang tewas dalam kebakaran di Urumqi di barat laut. Pengguna internet bertanya apakah petugas pemadam kebakaran atau orang yang mencoba melarikan diri diblokir oleh pintu yang terkunci atau tindakan anti-virus lainnya. Pihak berwenang membantahnya, tetapi bencana tersebut menjadi fokus kemarahan publik.
Pemerintah Xi berjanji untuk mengurangi biaya dan gangguan terhadap ekonomi yang menyusut 2,6% dari kuartal sebelumnya dalam tiga bulan yang berakhir pada Juni. Kontraksi ekonomi terjadi setelah Shanghai dan pusat industri lainnya ditutup hingga dua bulan untuk melawan wabah.
Analis mengatakan, ekonomi mungkin menyusut pada kuartal ini. Impor anjlok 10,9% dari tahun lalu di bulan November sebagai tanda lemahnya permintaan. Beberapa pengamat telah memangkas prospek pertumbuhan tahunan mereka menjadi di bawah 3%, kurang dari setengah ekspansi tahun lalu yang mencapai 8,1%.