Bos Mafia Italia Berbahaya Ditangkap Setelah Buron 30 Tahun
Kepolisian Italian atau Carabinieri menangkap bos mafia Matteo Messina Denaro, setelah pencarian selama 30 tahun, pada Senin (16/1). Saat ini, polisi kini menyembunyikan Denaro, 60, ke tempat rahasia setelah menangkapnya di klinik pribadinya di Palermo, Sisilia.
Selama masa buronan, Denaro menderita kanker dan berobat ke beberapa rumah sakit dan klinik. Sumber pengadilan mengatakan pada tahun lalu Denaro menjalani operasi dengan menggunakan nama palsu.
"Kami memiliki petunjuk untuk penyelidikan dan mengikutinya hingga penangkapan hari ini," kata jaksa Palermo Maurizio de Lucia, dikutip dari Reuters, Selasa (17/1).
Hakim Paolo Guido, yang juga bertanggung jawab atas penyelidikan terhadap Messina Denaro, mengatakan kesuksesan penangkapan ini setelah aparat berhasil membongkar jaringan pelindungnya. Polisi juga menangkap orang yang mengantar Denaro ke rumah sakit karena dicurigai membantu buronan.
Denaro dianggap sebagai salah satu pentolan bos mafia Sisilia, yang dikenal sebagai Cosa Nostra. Dia divonis hukuman penjara seumur hidup dalam persidangan yang berlangsung secara in absentia, karena perannya dalam serangkaian pembunuhan, termasuk pembunuhan jaksa anti mafia Giovanni Falcone dan Paolo Borsellino pada 1992.
Persidangan in absentia adalah peradilan suatu perkara tanpa kehadiran pihak tergugat dalam perkara perdata dan tata usaha negara atau pihak terdakwa dalam perkara pidana.
Dia juga dijatuhi penjara seumur hidup karena berperan dalam serangan bom pada 1993 di Florence, Roma, dan Milan yang menewaskan 10 orang.
Perdana Menteri Italia Giorgio Meloni mengatakan penangkapan Denaro itu sebagai kemenangan besar negaranya atas mafia.
“Sebuah kemenangan besar bagi negara yang tidak pernah menyerah di hadapan para mafia. Setelah peningkatan penangkapan Toto Riina, pelaku kejahatan terorganisir lainnya, Matteo Messina Denaro, diadili,” kata Meloni dalam cuitan di akun Twitter miliknya.
Denaro merupakan pemimpin terakhir Cosa Nostra yang telah menjadi buron sejak 1993. Namun, selama masa buronan dia dicurigai masih bisa memberikan perintah dari berbagai lokasi rahasia.
Gambar di media sosial menunjukkan penduduk setempat bertepuk tangan dan berjabat tangan dengan polisi yang mengenakan balaclava.