Bank Sentral Eropa Naikkan Bunga 0,5% di Tengah Kejatuhan Tiga Bank AS
Bank Sentral Eropa kembali menaikkan suku bunga acuan mencapai 50 basis poin di tengah gejolak pasar keuangan yang dipicu kejatuhan tiga bank di Amerika Serikat. European Central Bank ini menandakan bahwa mereka siap menandakan siap untuk memasok likuiditas ke bank jika diperlukan.
ECB telah memberi isyarat selama beberapa pekan ini bahwa mereka akan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan bulan Maret. Ini karena inflasi di seluruh wilayah masih berada di atas tingkat yang ditargetkan. Pada Februari, data awal menunjukkan inflasi umum sebesar 8,5%, jauh di atas target bank sentral sebesar 2%.
Namun, guncangan di sektor perbankan baru-baru ini membuat pelaku pasar mempertanyakan apakah Presiden Christine Lagarde akan tetap melanjutkan langkah tersebut. Kejatuhan Bank AS telah berdampak ke Eropa dengan anjloknya saham bank-bank Eropa, termasuk Credit Suisse yang sempat anjlok hingga 30% pada Rabu (15/3).
“Inflasi diproyeksikan akan tetap terlalu tinggi terlalu lama. Oleh karena itu, Dewan Pengatur hari ini memutuskan untuk menaikkan tiga suku bunga utama ECB sebesar 50 basis poin,” kata ECB dalam sebuah pernyataan.
Langkah terbaru ini membawa suku bunga utama Bank Sentral Eropa menjadi 3%, berbalik dibandingkan Juli tahun lalu yang masoh berada di wilayah negatif sebelum Juli tahun lalu.
“Dewan Pemerintah memantau ketegangan pasar saat ini dengan cermat dan siap untuk merespons seperlunya untuk menjaga stabilitas harga dan stabilitas keuangan di kawasan euro. Sektor perbankan kawasan euro tangguh, dengan posisi modal dan likuiditas yang kuat,” kata bank sentral dalam pernyataan yang sama.
Tekanan awal pada sektor perbankan muncul minggu lalu ketika otoritas AS menutup Silicon Valley Bank. Peristiwa tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang apakah bank sentral menaikkan suku bunga dengan kecepatan yang terlalu agresif.
Pejabat Eropa sangat ingin menekankan bahwa situasi di Eropa berbeda dengan yang ada di Amerika Serikat. Secara keseluruhan, konsentrasi simpanan berkurang sehimgga aliran simpanan tampak stabil, dan bank-bank Eropa dikapitalisasi dengan baik sejak transformasi peraturan yang mengikuti krisis keuangan global.Ini berbeda dengan SVB adalah pemberi pinjaman penting untuk sektor teknologi dan perawatan kesehatan.
Tindakan ekuitas Kamis menunjukkan beberapa kelegaan di seluruh sektor perbankan, setelah Credit Suisse mengatakan akan meminjam hingga $54 miliar dari Bank Nasional Swiss, bank sentral negara itu.
Lagarde sangat menekankan bahwa gejolak pasar baru-baru ini berbeda dari apa yang terjadi selama krisis keuangan global tahun 2008.
“Mengingat reformasi telah terjadi, dan saya terlibat sekitar tahun 2008, jadi saya memiliki ingatan yang jelas tentang apa yang terjadi dan apa yang harus kami lakukan, kami melakukan reformasi kerangka kerja, kami menyetujui Basel III, kami memang meningkatkan rasio modal. Sektor perbankan saat ini berada dalam posisi yang jauh lebih kuat,” kata Lagarde saat konferensi pers pada Kamis (16/3), seperti dikutip dari Reuters.
Selain itu, menurut dia, ECB memiliki fasilitas yang siap diaktifkan jika terjadi masalah pada sistem perbankan. Ia meyakinkan bahwa bank sentral siap untuk turun tangan, jika diperlukan.
ECB pada hari Kamis juga merevisi ekspektasi inflasinya. Mereka memperkirakan inflasi akan mencapai 5,3% tahun ini dan turun menjadi 2,9% pada 2024. Pada bulan Desember, ECB memproyeksikan inflasi 6,3% pada 2023 dan 3,4% pada 2024. Lagarde menyatakan ECB tetap berkomitmen untuk menurunkan inflasi.
“Kami bertekad mengembalikan inflasi ke 2% dalam jangka menengah, itu tidak perlu diragukan lagi, tekadnya utuh,” katanya.
Masih ada pertanyaan terbuka, yakni seberapa cepat ECB akan melanjutkan kenaikan suku bunga lebih lanjut? Hingga ketidakstabilan pasar baru-baru ini, ekspektasi menunjukkan kenaikan 25 basis poin lagi pada Mei, diikuti oleh langkah yang sama di bulan Juni. Namun, Lagarde tidak memberikan indikasi tentang keputusan mereka ke depan.
“langkah yang akan kami ambil akan sepenuhnya bergantung pada data," kata dia.