Indonesia Dukung Timor Leste Jadi Anggota ASEAN Kesebelas
Indonesia berkomitmen untuk mendorong Timor Leste bergabung menjadi bagian dari anggota ASEAN. Hal ini tercermin dari kehadiran dan partisipasi Perdana Menteri Timor Leste, Taur Matan Ruak, dalam Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ke-42 ASEAN tahun 2023 di Labuan Bajo pada tanggal 9-11 Mei, dengan status observer.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, mengatakan kehadiran Perdana Menteri Taur Matan Ruak tersebut menandakan adanya kemajuan hubungan baik yang sangat signifikan antara Indonesia dengan Timor Leste. Ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah.
"Indonesia secara konsisten mendukung aksesi Timor Leste sebagai anggota ASEAN ke-11," ujar Teuku dalam keterangan resmi, Senin (8/5).
Kriteria yang Harus Dipenuhi
Teuku menyatakan bahwa diskusi untuk menyempurnakan Peta Jalan atau Road Map keanggotaan penuh Timor Leste masih terus berlangsung di Kelompok Kerja Dewan Koordinasi ASEAN untuk Timor Leste (ASEAN Coordinating Council Working Group on Timor Leste/AC-WGTL).
Dia mengatakan, ada beberapa kriteria yang masih harus dipenuhi oleh Timor-Leste. Di antaranya adalah penyesuaian peraturan nasional yang berkaitan dengan perjanjian dan dokumen ASEAN, serta pembentukan misi diplomatik Timor-Leste untuk ASEAN.
Dalam hal ini, Indonesia juga telah memberikan beberapa program peningkatan kapasitas bagi Pegawai Negeri Sipil di Timor Leste.
Pada KTT ASEAN sebelumnya di Phnom Penh, November 2022, secara prinsip telah disepakati bahwa Timor-Leste akan menjadi anggota ASEAN ke-11.
Selanjutnya, pada bulan Februari 2023, Dewan Koordinasi ASEAN atau ACC di tingkat Menteri mengadopsi Pedoman Pelaksanaan Status Observer yang diberikan kepada negara tersebut di ASEAN. Menteri Luar Negeri Timor Leste, Adaljiza Magno, turut hadir dalam pertemuan tersebut sebagai pengamat.
Sejarah KTT ASEAN
KTT ASEAN ke-42 akan menandai keempat kalinya Indonesia menjadi penyelenggara. Tuan rumah forum yang diadakan dua kali dalam setahun ini adalah negara anggota yang sedang memegang tongkat estafet kepemimpinan organisasi itu.
Dalam situs resminya tertulis, KTT merupakan “lembaga pembuatan kebijakan tertinggi dalam ASEAN yang mencakup kepala-kepala negara atau pemerintah dari negara-negara anggota ASEAN.”
Pengalaman pertama Indonesia menyelenggarakan KTT ASEAN bertepatan dengan pertemuan yang pertama di Bali pada 23-24 Februari 1976. KTT pertama itu bermuara ke penandatanganan Deklarasi Kerukunan ASEAN dan Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama (TAC) di Asia Tenggara.
Para pemimpin juga menyepakati pembentukan Sekretariat ASEAN. ASEAN telah berusia kira-kira sembilan tahun saat KTT ke-1 terjadi. Perwakilan Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina membentuk organisasi regional ini di Bangkok, Thailand, pada 1967.
Sementara itu di sektor perdagangan, nilai ekspor-impor Indonesia degan Timor Leste masih jauh lebih kecil dibandingkan negara ASEAN lainnya seperti tertera dalam grafik.
Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.
Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.
Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.
#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData