Kerusuhan Prancis Masih Berlanjut, Massa Bakar Rumah Wali Kota
Kerusuhan yang dipicu penembakan terhadap seorang remaja di Prancis terus meluas. Rumah seorang wali kota di pinggiran Kota Paris dibakar oleh para perusuh.
Wali Kota L'Hay-les-Roses di selatan Paris, Vincent Jeanbrun mengatakan istri dan anak mereka mengalami luka-luka akibat pembakaran tersebut. Saat kejadian, istri dan kedua anak Jeanbrun tengah tidur.
Politisi partai konservatif Les Republicains itu tak berada di rumah saat pembakaran terjadi. Pembakaran rumahnya terjadi pada pukul 01.30 waktu setempat.
"Ketika saya berada di balai kota, orang-orang menyerbu rumah saya," katanya pada Minggu (2/7) dikutip dari Reuters.
Istri dan kedua anaknya selamat usai berhasil kabur lewat halaman belakang rumah. Sedangkan jaksa setempat mengatakan kejadian tersebut membuka penyelidikan atas percobaan pembunuhan. Namun belum ada tersangka yang berhasil ditangkap.
Kerusuhan dipicu oleh penembakan remaja 17 tahun, Nahel yang merupakan keturunan Aljazair dan Maroko. Dia ditembak oleh seorang petugas polisi saat melanggar lalu lintas di Nanterre, pinggiran Paris, pada Selasa (27/6).
Penembakan remaja yang terekam dalam video tersebut telah memicu kembali keluhan lama tentang kekerasan dan rasisme polisi. Tak lama berselang, kerusuhan terjadi di Paris dan kota-kota lainnya.
Otoritas setempat mengerahkan 45.000 personel polisi dengan kendaraan lapis baja dan helikopter untuk menjaga jalanan di tiga kota terbesarnya yaitu Paris, Lyon, dan Marseille.
Titik kerusuhan terbesar terjadi di Marseille di mana polisi menembakkan gas air mata dan bertempur di jalanan dengan pemuda di sekitar pusat kota hingga larut malam
Dampak kerusuhan, Presiden Prancis Emmanuel Macron menunda kunjungan kenegaraan ke Jerman yang sebelumnya dijadwalkan Minggu (2/7). Dia akan fokus menangani krisis terburuk bagi kepemimpinannya sejak protes "Rompi Kuning" melumpuhkan sebagian besar Prancis pada akhir 2018.