Obama Peringatkan Israel soal Serangan ke Palestina
Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengingatkan Israel bahwa beberapa tindakan mereka dalam melawan Hamas dapat berdampak buruk terhadap mereka sendiri. Salah satunya yakni melemahnya dukungan internasional untuk Israel.
"Keputusan pemerintah Israel memutus pasokan makanan, air, dan listrik kepada penduduk sipil yang terjebak (di Gaza) tidak hanya memperburuk krisis kemanusiaan," kata Obama dikutip dari Reuters, Selasa (24/10).
"Hal ini bisa lebih memperkuat sikap Palestina selama beberapa generasi, melemahkan dukungan global untuk Israel, memberi keuntungan kepada musuh-musuh Israel, dan merusak upaya jangka panjang untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut," Obama menambahkan.
Obama mengutuk serangan Hamas. Ia juga mendukung hak Israel untuk membela diri, tetapi memperingatkan tentang risiko perang terhadap warga sipil.
Ia juga tidak memerinci apakah dirinya sudah berkoordinasi dengan Presiden AS Joe Biden. Biden menjabat sebagai wakil presiden Obama selama delapan tahun.
Selama masa pemerintahan Obama, ia sering mendukung hak Israel untuk membela diri di awal konflik dengan kelompok Islam Palestina, Hamas di Gaza.
Sementara itu, pejabat di Gaza menyampaikan bahwa serangan udara Israel menewaskan lebih dari 5.000 warga Palestina.
Sebanyak 5.182 warga Palestina baik di Jalur Gaza maupun di Tepi Barat tewas dalam agresi pendudukan Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023, menurut data medis.
Rincian warga Palestina yang meninggal dunia akibat konflik Israel - Hamas yakni:
- 5.087 korban tewas di Jalur Gaza, yang terdiri dari 2.055 anak, 1.119 perempuan, dan 217 lansia
- 95 korban meninggal dunia di Tepi Barat
Pada Senin pagi (23/10), pasukan Israel menembak mati dua warga Palestina di Tepi Barat yakni Mahmoud Saif Nakhleh dan Muhammad Illyan di kamp pengungsi Jalazone, Ramallah.
Pihak medis juga melaporkan, sebanyak 15.273 orang terluka akibat konflik Israel - Hamas.
Sumber Wafa Agency menyebutkan, pasukan Israel melakukan 23 pembantaian dalam sehari yang menelan 436 korban jiwa, termasuk 182 anak. Kebanyakan dari mereka berasal dari selatan Jalur Gaza.