Presiden Erdogan Bakal Nyatakan Israel Sebagai Penjahat Perang
ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra/nym.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan akan menyatakan Israel sebagai penjahat perang. Hal ini imbas invasi yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama 22 hari tanpa henti baik melalui darat maupun udara yang menelan ribuan korban jiwa.
"Kami akan sampaikan kepada seluruh dunia bahwa Israel adalah penjahat perang. Kami sedang melakukan persiapan untuk ini,” ujar Erdogan, seperti dikutip Reuters, Minggu (29/10).
Dalam pidatonya, Erdogan mengaku geram dengan sikap para pemimpin Barat yang tidak bisa meminta Israel melakukan gencatan senjata.
Erdogan juga mengulangi pernyataannya bahwa Hamas bukanlah organisasi teroris, dan menggambarkan Israel sebagai penjajah. Kelompok ini telah lama menjadi tuan rumah bagi para anggotanya, mendukung solusi dua negara dan menawarkan peran dalam merundingkan pembebasan sandera.
Turki sebelumnya mengutuk kematian warga sipil Israel yang disebabkan oleh serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan, yang menewaskan 1.400 orang. Namun pekan ini, Erdogan menyebut kelompok militan Palestina ini sebagai pejuang kemerdekaan.
Sejak perang berkecamuk pada 7 Oktober lalu, warga Palestina harus kehilangan 7.703 nyawa. Korbannya adalah warga sipil dan sebagian besar adalah anak-anak.
Resolusi Gencatan Senjata PBB
Semetara itu, pada Jumat (27/10), Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengesahkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata untuk kemanusiaan di Gaza.
Resolusi tersebut disahkan dengan 120 suara mendukung, 14 suara menolak, dan 45 suara abstain yang menyerukan gencatan senjata dengan segera, berjangka panjang, dan berkelanjutan yang mengarah pada penghentian permusuhan.
Resolusi tersebut juga menuntut penyediaan yang cepat, kontinu, memadai, dan tanpa hambatan terkait berbagai barang dan layanan esensial bagi warga sipil di seluruh Jalur Gaza, termasuk namun tidak terbatas pada air, makanan, pasokan medis, bahan bakar, dan listrik.