Covid-19 Global Meningkat, WHO Minta Negara-negara Bersiap
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara di Asia Tenggara untuk memperkuat pengawasan dan mengambil langkah-langkah perlindungan bagi masyarakat mengingat meningkatnya jumlah kasus penyakit pernapasan. Hal ini mencakup Covid-19 dan sub-varian barunya JN.1, serta influenza.
Dr. Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara, mengatakan virus Covid-19 terus berevolusi, berubah, dan beredar di semua negara secara global. "Meskipun bukti saat ini menunjukkan bahwa risiko kesehatan masyarakat tambahan yang ditimbulkan oleh JN.1 rendah, kita harus terus melacak evolusi virus ini untuk menyesuaikan respons kita. Untuk itu, negara-negara harus memperkuat pengawasan dan sequencing, serta memastikan adanya pembagian data," ujar Singh, dalam keterangan resmi di laman WHO.
WHO telah mengklasifikasikan JN.1 sebagai varian yang menarik perhatian menyusul penyebarannya yang cepat secara global. Dalam beberapa minggu terakhir, JN.1 telah dilaporkan di beberapa negara. Prevalensinya telah meningkat dengan cepat secara global.
Pada periode 20 November hingga 17 Desember 2023, kasus baru Covid-19 global meningkat sebesar 52% dibandingkan empat pekan sebelumnya. "Jumlah kasus yang dilaporkan telah meningkat sementara kematian menurun 8% selama periode 28 hari, dengan lebih dari 850.000 kasus baru dan lebih dari 3.000 kematian baru," demikian pernyataan WHO.
Rusia mencatat kasus terbanyak dengan 279.359 kasus, disusul Singapura sebanyak 120.898 kasus, dan Italia 114.795 kasus. Kemudian, Polandia sebanyak 39.828 kasus dan Australia 39.505 kasus.
Risiko Penyebaran Covid-19 Tinggi di Negara-negara yang Memasuki Musim Dingin
Berdasarkan bukti-bukti yang tersedia meskipun terbatas, risiko kesehatan masyarakat tambahan yang ditimbulkan oleh JN.1 saat ini dievaluasi sebagai rendah di tingkat global. Varian ini dapat menyebabkan peningkatan kasus Covid-19 di tengah lonjakan infeksi virus dan bakteri lainnya. Khususnya, di negara-negara yang memasuki musim dingin.
"Ketika orang-orang bepergian dan berkumpul untuk perayaan hari raya selama musim liburan, menghabiskan banyak waktu bersama di dalam ruangan di mana ventilasi yang buruk memfasilitasi penularan virus yang menyebabkan penyakit pernapasan, mereka harus mengambil tindakan perlindungan dan mencari perawatan klinis tepat waktu ketika tidak sehat," kata Singh.
Ia juga menekankan pentingnya vaksinasi Covid-19 dan influenza, terutama bagi orang-orang yang berisiko tinggi. "Semua vaksin Covid-19 yang disetujui WHO melindungi dari penyakit parah dan kematian dari semua varian termasuk JN.1," katanya.
Pada Mei lalu, WHO menyatakan bahwa Covid-19 tidak lagi merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Hal ini menyusul penurunan berkelanjutan dalam lintasan kasus COVID-19, rawat inap dan kematian, serta tingginya tingkat kekebalan populasi terhadap SARS-CoV2.
Meskipun dunia mencatat banyak kemajuan dalam membangun dan memperkuat sistem global untuk mendeteksi dan menilai risiko yang ditimbulkan oleh SARS-CoV-2 dengan cepat, pengujian dan pelaporan kasus Covid-19 telah menurun.
Dengan Covid-19 yang terus beredar pada tingkat yang tinggi secara global, negara-negara harus memperkuat pengawasan, sequencing (pengurutan), dan pelaporan untuk secara efektif mengelola penyakit pernapasan serta melindungi kesehatan masyarakat.